Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Ekonom: Aturan ekspor batu bara diperlukan untuk kendalikan pasar

Jakara (Antara)-Ekonom Energi di Padadjaran Yayan Satyakti University mengevaluasi aturan yang mengharuskan eksportir arang untuk menggunakan harga referensi batubara (HBA) untuk mengendalikan harga pasar.

Opini ekonomi disampaikan sebagai tanggapan atas rencana pemerintah untuk merumuskan aturan yang ditemukan dalam bentuk keputusan menteri ESDM (Kepmen).

“Faktanya, sebagai salah satu negara yang merupakan eksportir terbesar di dunia di dunia harus memiliki kebijakan geopolitik untuk mengendalikan harga,” kata Yayan kepada Antara di Jakarta pada hari Selasa.

Menurutnya, sebagai salah satu negara ekspor terbesar, Indonesia harus memiliki kebijakan geopolitik untuk mengendalikan harga batubara.

Oleh karena itu, diharapkan bahwa keberadaan aturan HBA akan meningkatkan selektivitas batubara yang diekspor agar lebih berkualitas dan berkelanjutan.

“Oleh karena itu, implikasi, dengan HBA akan meningkatkan pilihan jenis batubara berkualitas lebih tinggi dan mempertahankan keberlanjutan, sehingga pengusaha batu bara membuat pilihan yang lebih baik untuk memaafkan dan memperhatikan praktik penambangan yang baik,” katanya.

Harga batubara yang berbeda dipengaruhi oleh nilai kalori. Dengan standar HBA, eksportir akan lebih langsung dalam menentukan kualitas batubara yang diekspor, yang pada gilirannya dapat meningkatkan posisi Indonesia di pasar global.

Yayan mengatakan Indonesia memainkan peran penting di sektor batubara karena posisinya sebagai eksportir utama.

Berdasarkan data ekspor dunia 2023, Australia menjadi eksportir terbesar, dengan nilai ekspor mencapai $ 64,3 miliar atau 33,9 % dari total ekspor dunia di dunia.

Indonesia berada di posisi kedua dengan nilai ekspor $ 34,6 miliar atau 18,2 %. Batubara Indonesia terutama diekspor ke Cina dan India, dengan 51,4 % impor arang Cina Indonesia, menurut data CAALHUB.

Namun, sejak 2018, ekspor batubara Indonesia telah mengalami tren penurunan karena perubahan global terhadap energi terbarukan. Saat ini, harga batubara terus melemah dari Oktober 2024 dan di bawah rata -rata Januari 2025.

Pada tanggal 31 Januari 2025, harga batubara di es Newcastle adalah $ 118,50 per ton, kurang dari HBA Januari 2025 yang didirikan oleh pemerintah seharga $ 124,01 per ton.

Pemerintah mengambil langkah -langkah yang mengharuskan eksportir untuk melacak harga HBA untuk mempertahankan stabilitas harga di pasar global.

“Oleh karena itu, HBA ini harus digunakan 5 tahun yang lalu. Pemerintah belum melakukannya karena produksi arang kami tidak cukup standar karena perbedaan kalori. Sementara Cina dan India tidak menggunakan pola -pola ini,” jelas Yayan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan bahwa aturan ini akan dijelaskan dalam dekrit menteri ESDM (Kepmen). Bahlil juga memperingatkan bahwa eksportir yang tidak mematuhi aturan ini dengan risiko kehilangan lisensi ekspor mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *