Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Gubernur Jabar: Arah evaluasi kawasan Puncak bisa jadi moratorium

Gubernur Bandar (Antara) -Jawa Dedi Mulyadi mengatakan dia akan mengevaluasi posisi ruang di Paintak, Wilayah Bogor, serta pemerintah pusat yang arahannya dimungkinkan untuk negara bagian itu dari pembangunan.

Dedi mengungkapkan bahwa ia akan mengunjungi daerah puncak secara langsung dengan Menteri Lingkungan Hanif Faisol Nurophiq pada hari Kamis (6/3), sebelum meninjau rencana ruang angkasa setempat.

“Besok kita akan pergi ke Bogor, aku besok dengan Menteri Lingkungan. Pedomannya adalah moratorium? Ya, aku bisa,” kata Dedi di Pakan, Bandung Banding, pada hari Rabu.

Adapun penilaian area puncak yang akan dibuat, Dedi mengatakan, akan ada dua gol, yang pertama terkait dengan perubahan perencanaan ruang di sana, seperti perubahan dalam pekerjaan ruang angkasa di pabrik Gunung Mas, yang dimiliki oleh PTPBunan Nusantara PT (PTPN).

“Misalnya, Gunung Mas Farms adalah 1.600 hektar yang telah mengalami perubahan pada rencana kerja dalam program kerja PTPN. Kami berubah dari pertanian menjadi pariwisata pertanian,” katanya.

Penilaian kedua, kata Dedi, terletak di aliran sungai di daerah Paintak, di mana ada bank untuk banyak akomodasi, solusi, dan daerah yang berbeda.

“Dan banyak yang membuang limbah batu, limbah pasir, di tepi sungai. Jadi kemarin (banjir) Cijayanti meningkat karena ini,” katanya.

Dedi mengatakan penilaian itu juga akan disajikan oleh Menteri Pertanian dan Perencanaan (ATR) yang diselenggarakan untuk pertemuan dengan ATR / Perdana Menteri Nusron Wahid minggu depan.

“Saya bertemu. Jadi akan ada perubahan dalam perencanaan ruang di Jawa Barat,” katanya.

Sehubungan dengan lokasi bencana punca karena pertukaran tanah, serta salah satu dari mereka dari BUMD PT Jasa dan pariwisata (Jaswita), secara sukarela, atas nama pemerintah Barat Jawa menyatakan permintaan maafnya.

“Saya minta maaf ketika pemerintah provinsi Jawa Barat karena pemerintah Jawa Barat melalui Bumd bernama Jaswita membuka daerah wisata di daerah penanaman pohon, dan kemarin menjadi pusat di masyarakat karena ada beberapa bangunan ilegal, mereka jatuh ke gedung, dan ke sungai,” katanya.

Dedi juga mengatakan bahwa dia akan menutup bisnis Jaswita di pertanian jika penilaian telah menyimpulkan bahwa ada pelanggaran aturan.

“Kami menyiksanya jika dia melanggar hukum,” katanya.

Seperti halnya jumlah daerah Jawa Barat yang infrastrukturnya telah rusak karena bencana baru -baru ini seperti Puncak, Karawang dan Bekasi, Dedi mengatakan itu tidak akan mempengaruhi efisiensi atau kenyataan anggaran yang dibuat, terutama infrastruktur, daripada membeli secara instan.

“Sebaliknya, saya ingin meningkatkan penggunaan infrastruktur. Jadi efektivitas yang saya lakukan atau fakta pembelian yang saya lakukan dimaksudkan untuk meningkatkan infrastruktur. Sekarang infrastruktur rusak bahwa kita perlu meningkatkan infrastruktur,” tambahnya.