Jakarta (Antara) – Pemerintah Provinsi (CEAPROV) oleh DKI Jakarta akan kembali dari Sabtu (1/2) hingga Kamis (6/2) untuk melaksanakan kegiatan modifikasi meteorologi (OMC) dalam menanggapi prakiraan cuaca ekstrem yang potensial.
Sekretaris Badan Manajemen Bencana Regional Jakarta (BPBD), Maruli Sijabat di Jakarta, menjelaskan pada hari Jumat bahwa waktu ekstrem dalam bentuk hujan kuat yang terjadi pada hari Selasa (1/28) dan Rabu (1/29), mempelajari dampak kerugian ekonomi yang telah disebabkan.
Inilah alasan mengapa gubernur sementara DKI Jakarta Teguh Sceyabudi memberikan instruksi stafnya untuk mengantisipasi kecelakaan banjir yang berulang.
“BMKG telah memberikan peringatan pada potensi iklim hujan hingga berat dari berat, itu dapat terjadi di Jakarta hingga 6 Februari. Itu sebabnya kami mencoba membuat OMC untuk meminimalkan risiko bencana,” kata Maruli.
Kali ini kegiatan OMC dijadwalkan menggunakan bandara Halim Perdanakusuma sebagai basis operasional. OMC diharapkan dimulai dari pagi hari Sabtu (1/2).
Kepala -Jakarta BPBD Logistik dan Peralatan, jelas Michael Sitangang, sama seperti saat ini OMC juga telah terlibat dalam Meteorologi, Klimatologi dan Badan Geofisika (BMKG) dan di Badan Manajemen Bencana Nasional (AUCB).
Faktanya, katanya, implementasi sortie -flight akan menggunakan rencana CESNA yang dimiliki oleh Angkatan Udara.
Secara teknis, kegiatan OMC dimulai setiap hari sekitar pukul 7:00 hingga 17:00. Penerbangan sortie akan dilakukan berdasarkan pengamatan dan pengawasan BMKG.
Tentu saja, direktur bandara dan aeronautika menjamin bahwa kegiatan OMC ini tidak dibatasi oleh penerbangan komersial dan militer. Ini karena OMC telah memutuskan untuk menjadi prioritas untuk kegiatan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Kami belum dapat menentukan berapa banyak penyortiran sehari sampai 6 Februari. Ini tentu disesuaikan dengan hasil pengamatan dan pengawasan BMKG,” katanya.
Leave a Reply