JAKARTA (Intens) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wargio mengatakan timnya akan terus menerapkan kebijakan macropudenal longgar untuk mendorong sumpah pinjaman tahun 2021.
Ini akan mengasumsikan bahwa pertumbuhan pinjaman pada tahun 2025 dengan 10-12 persen dibandingkan dengan satu tahun akan meningkat sebesar 11-13 persen tahun ini (YOY).
“Pertama, insentif untuk insentif perbankan untuk likuiditas untuk meningkatkan dana dengan mengurangi minimum saat ini/GWM dengan mengurangi minimum yang diperlukan saat ini/GWM) untuk mendorong produsen ketenagakerjaan bagi karyawan prioritas,” katanya di sebuah gedung tahunan pada hari Sabtu.
Sektor -sektor ini meliputi pertanian, perdagangan, pemrosesan, transportasi, penyimpanan, sektor ekonomi wisata dan kreatif, properti (terutama perumahan umum), inisiatif mikro, kecil dan medium yang diajukan (MSME), ultra mikro (UMA) dan ekonomi hijau.
Pada tahun 2021, Rp 259 triliun juga akan dikumpulkan dari Rp 283 triliun hingga Rp 259 triliun dan 102 bank akan menerima KLM di atas tiga persen dari Dana Partai Ketiga (DPK).
“Lebih banyak bank akan didorong untuk lebih banyak cairan,” katanya.
Selain itu, rasio likuiditas makropuden (PLM) longgar. Dalam hal ini, aturan uang muka 0 persen masih terkait dengan pinjaman properti dan pinjaman mobil.
“Ketiga, memperkuat pengawasan sistem untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, ini sangat terintegrasi dengan CCSK (kewajiban sistem keuangan), Ojek (Direktorat Layanan Keuangan), LPS (Deposit Asuransi Corporation),” Peri.
Leave a Reply