Jakarta (Antara) – University of Indonesia (UI) (LPEM) Sekolah Penelitian melaporkan bahwa Bank Indonesia (BI) harus menolak norma rujukannya hingga 5,75 % di Dewan Direksi pada Februari 2025.
Ekonom LPEM UI Teuku Riefky mengatakan kepada Jakarta pada hari Selasa bahwa langkah tersebut harus diambil untuk mengurangi dampak ekonomi global dan geopolitik, serta gerakan Rupia, yang masih memulai pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia mengatakan salah satu tekanan ekonomi dunia disebabkan oleh berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan yang berbeda ini termasuk memperkuat aliran imigrasi yang mampu memperketat pasar tenaga kerja AS, perusahaan pajak dan berbagai tingkat impor, yang umumnya dapat meningkatkan inflasi AS dan menyebabkan ketidakpastian di seluruh dunia.
“Kombinasi dari ketiga faktor ini telah memainkan peran penting dalam pergerakan aliran modal di Indonesia dan nilai tukar rupe dalam beberapa minggu terakhir,” katanya.
Riefky mengatakan faktor -faktor lain yang dapat mempengaruhi ekonomi domestik adalah tingkat inflasi pada Januari 2025, yang dicatat 0,76 % setiap tahun (basis tahunan).
Meskipun tingkat inflasi saat ini tetap pada batas bawah target target BI, Indonesia akan segera memasuki Ramadhan dan Idul Fitri, yang umumnya akan melakukan inflasi.
“Periode yang mendekati bulan Ramadhan diperkirakan akan meningkatkan permintaan dan mendorong harga menjadi lebih tinggi. Indeks Penerimaan Harga Umum (IEH) untuk Maret 2025 dicatat pada 179,0, dari 160,2 pada periode sebelumnya,” jelasnya.
Riefky mengatakan tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan harga karena peraturan global produk dasar sesuai dengan Amerika Serikat tentang tagihan terhadap Cina, Meksiko dan Kanada.
Selain itu, penguatan dolar AS meningkatkan risiko fluktuasi rupee untuk memperburuk ancaman inflasi impor.
Dia mengatakan hari ini nilai tukar rupers masih bergerak fluktuasi, meskipun sedikit lebih baik. Nilai tukar rupiah diperkuat dari 16.360 rp menjadi 17 hingga 17.170 Januari pada 24 Januari.
Namun, setelah keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, Fed, yang menangkap norma -norma kebijakan, nilai tukar rupiah melemah pada Rp16.430 pada awal Februari.
Berkelanjutan negosiasi untuk mengimplementasikan tagihan impor oleh Presiden Trump pada awal Februari Minggu mendorong melemahnya dolar AS sehingga Rupia dapat diperkuat di Rp16.255 pada 14 Februari. Secara umum, rupee diremehkan oleh basis tahunan (YTD) 1,03 %.
“Mempertimbangkan aspek -aspek yang berbeda ini, kami berpendapat bahwa bank Indonesia harus menolak norma rujukannya sebesar 5,75 % di Dewan Direksi Februari ini,” kata Teuku Riefky.
Leave a Reply