Jakarta (Antara) – Banque Indonesia (BI) menyatakan bahwa penilaian Indonesia (NPI) 2025 akan dipertahankan, didukung oleh defisit saat ini dari rekening berjalan dalam kisaran 0,5% hingga 1,3% dari PDB dan surplus modal dan transaksi keuangan yang berkelanjutan.
“Perkiraan surplus modal dan transaksi keuangan dipengaruhi oleh persepsi positif investasi dari prospek ekonomi nasional, yang tetap merupakan pengembalian investasi yang menarik,” kata Bi Perry Warniyo pada hari Rabu pada konferensi pers tentang Dewan Gubernur BI (DRG) pada Februari 2025.
Perry mengatakan NPI masih baik dan mendukung resistensi eksternal. NPI pada tahun 2024 harus mencatat surplus serta defisit akun berjalan yang dipertahankan dan surplus transaksi keuangan dan keuangan yang berkelanjutan.
“Kelebihan saldo komersial berlanjut pada Januari 2025 sebesar $ 3,5 miliar (Amerika Serikat), meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya,” katanya.
Perkembangan ini, jelas Perry, antara lain, didukung oleh ekspor berbagai barang seperti logam mulia dan perhiasan / perhiasan, bahan kimia, serta produk karet dan karet.
Di tengah -tengah ketidakpastian yang tinggi dari pasar keuangan global, aliran investasi dengan modal asing di tengah I 2025 keempat (17 Februari 2025) mencatat input bersih US $ 1,5 miliar.
Perkembangan ini sebagian dipengaruhi oleh aliran modal asing pada instrumen SBN, yang dicatat oleh US $ 0,5 juta.
Sementara posisi cadangan perubahan Indonesia (CADEV) pada Januari 2025 dicatat pada US 156,1 juta dolar, setara dengan 6,7 bulan atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang eksternal pemerintah, serta standar adaptasi internasional sekitar 3 bulan.
Leave a Reply