BATAM (Antara) – Pelabuhan wadah batu, Batam, Kepulauan Riau, dikembangkan di Haven Green pertama di Indion di Indemnia dalam pengurangan pengurangan dan meningkatkan daya tahan pembangunan.
Proyek ini adalah upaya untuk berkolaborasi antara PT PT PTA PT PT PTO PTTO (WSBP) untuk menciptakan pelabuhan ekologis, dengan teknologi operasional dan praktik yang membuat dampak negatif pada jalan.
“Peralatan pelabuhan seperti Crane Quay (QC) dan Tyred Gere (RTG) berdasarkan listrik, kami akan dapat mengakses itu hari ini, saya katakan direktur harian Ptero Batam Maryasani, di Batam.
Selain port Batu Batu akan dilengkapi dengan sistem koneksi pantai yang memungkinkan kapal untuk terhubung ke gerbang elektrik, jadi mengalahkan.
Dalam aspek pembangunan konstruksi, klaim konstruksi konstruksi yang mendukung Batu dari Batu dari WSBP Ahmad Fariz adalah salah satu pilanyity untuk mempertahankan keberlanjutan.
“Kami memiliki area penyimpanan khusus untuk area bangunan di area proyek, seperti fasilitas limbah organik dan anorganik di salah satu bangunan kami,” katanya.
Direktur Aplikasi Bisnis dan Tanggung Jawab Lingkungan (TJSL) mengatakan indovasi WSBP juga membuat beberapa inovasi ekologis dalam bahan dan memikirkan pengaruh jangka panjang, dengan menanam.
Contohnya adalah penggunaan fly-ash sebagai campuran dari campuran campuran komprete dan penggunaan busa mortir, yang mengurangi kebutuhan untuk menggunakan alat berat, sehingga dikalahkan dapat dikurangi.
“Sejak Oktober, kami menyewa untuk menanam pohon yang semarak untuk setiap sepuluh rusa memiliki penyerapan karbon yang tinggi, hingga tiga kali lebih tinggi dari jejak biasa,” katanya.
Sejauh ini, WSBP telah menanam lebih dari 2.200 pohon di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan inisiatif yang berbeda ini diharapkan bahwa pelabuhan menjadi contoh pelabuhan berkelanjutan di Indonesia dan perkembangan lain yang menginspirasi untuk mengikuti pada langkah -langkah yang sama.
Leave a Reply