Jakarta (Antara) – DKI Jakarta Kantor kesehatan mengingatkan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa daguin -yang dipilih (DHF) dapat memasukkan telur ke dalam genangan air kecil bahkan dalam sendok air manis.
“Dengan cepat tidak bisa meletakkan telur dalam satu sendok teh penuh air? Bisakah kamu! “
Karena itu, ia mengingatkan penduduk untuk tidak membiarkan air bersih mandek baik di dalam maupun di luar rumah.
Budi kemudian meminta penduduk untuk mengetahui jalan dalam wadah atau bagian yang didaur ulang seperti gelas liter atau air dan kemudian menjadi tanaman misalnya.
“Ingatlah bahwa hal -hal yang kami daur ulang kemudian digunakan sebagai pot, jadi jika tanah berada di bagian bawah (wadah), air dipasang, dipadatkan. Letakkan telur di sana,” katanya.
Warga juga diingatkan setidaknya untuk mengosongkan tangki air yang tidak dapat ditutup setidaknya sekali seminggu.
“Setidaknya seminggu sekali (dikeringkan). Larva pada nyamuk dewasa memakan waktu seminggu, jika lebih dari seminggu harus menjadi larva yang berubah menjadi nyamuk dewasa,” katanya.
Bahkan jika tidak mungkin mengosongkan tangki air seminggu sekali, tutup.
Langkah -langkah lain untuk mencegah budidaya nyamuk dan memprediksi kasus DHF dengan menanam tanaman menjijikkan dan mempertahankan larva nyamuk.
“Lalu kita hidup, terbang, meskipun terlihat sangat jarang, kita menggunakan jaringan Fluga, tetapi ini bisa menjadi pilihan plus untuk gerakan 3m plus,” kata Budi.
Dengan mengacu pada data tahun lalu, pengembangan data tentang masalah DHF mingguan di DKI Jakarta pada bulan Februari dibandingkan dengan Minggu awal Januari.
Pemerintah distrik DKI Jakarta juga beralih ke rakyat Waspada dan menerapkan PSN (penghapusan sarang) 3M (drainase, penutupan, daur ulang) serta kegiatan lain yang mencegah reproduksi dan bit aegypi.
Dengan mengacu pada Kantor Kesehatan DKI Jakarta, DHF menemukan sebuah kasus pada tahun 2025 PE 10. Februari hingga 729 kasus.
Leave a Reply