Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

FAO dorong konsumsi kacang-kacangan untuk kesehatan dan keberlanjutan

JAKARTA (Antara) – PBB PAING DAN AGRICULTURAL Organisasi (FAO) berharap bahwa kacang akan menjadi lebih populer di bidang pertanian dan konsumsi karena keunggulan kesehatan dan lingkungan dan harga yang tersedia.

“Terlepas dari ukuran kami yang kecil, kami seharusnya tidak mengurangi kacang,” kata Fao Yuri Yasmi, direktur FAO Indonesia pada hari Senin.

Yasami menambahkan: “Kacang memiliki bahan nutrisi yang tinggi dan keunggulan luar biasa untuk mengatasi ketidakpastian pangan dan masalah nutrisi.”

Di Indonesia, kacang -kacangan telah menjadi bagian dari diet sehari -hari seperti tempo, tahu dan berbagai makanan ringan lokal.

Selain itu, kacang -kacangan juga merupakan salah satu komponen dari formula makanan (PPH), yang digunakan untuk mengukur kualitas makanan dan menjadi indikator nutrisi.

Menurut Bapinas, ada lebih dari 12.000 kacang di Indonesia, tetapi hanya sebagian kecil dari komunitas yang banyak dikonsumsi.

Kacang kaya akan serat yang larut dalam air, vitamin dan mineral dan kandungan rendah lemak.

Penggunaan kacang -kacangan dapat membantu mengurangi kadar kolesterol, mengendalikan gula darah dan mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.

Nutrisi lokal -kaya, tetapi kacang rendah -kafir adalah kulit tolol (Viga yongoclata), yang umumnya ditemukan dalam pembuluh darah seperti retak atau salep.

Selain itu, ada juga lameterisme (leukina leukosifa) dan kacang korosi atau kacang korosi (puresses labB), yang sering digunakan sebagai sarapan atau pemrosesan dalam berbagai hidangan nasantara.

Mereka juga mencoba menghasilkan inovasi yang berbeda untuk menghasilkan Tumpe dan Tofu dari jenis lokal sebagai pengganti kedelai.

“Namun, di Indonesia, kekayaan berbagai kacang sering dilupakan, terutama di daerah perkotaan. Namun, di daerah pedesaan, kacang adalah sumber protein dan pendapatan bagi banyak petani keluarga. Ada sumber, ”kata Rajinder,” kata Rajinder, ”kata Rajinder Arial, kepala perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Listi, Rajendra Arial.

Ariel menekankan peran petani keluarga dalam mempertahankan keragaman pangan dan pertanian.

Dia juga menambahkan bahwa upaya untuk mengembangkan pertanian keluarga selalu menjadi semangat program mitra antara FAO dan Kementerian Pertanian.

Earl juga mengundang semua orang Indonesia untuk memperingati Hari Benz Dunia untuk merayakan keragaman kacang di Indonesia 10 Februari.

“Hari ini dan setiap hari kami menggunakan lebih banyak kacang lokal yang akan Anda temukan di sekitar kami,” kata Arial.

FAO memperkirakan bahwa konsumsi kacang global per orang pada tahun 2022 akan meningkat dari tujuh kilogram setiap tahun menjadi 2032 per tahun.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produktif Asia terbesar. Pada 2018-2019, Indonesia mendukung sekitar 8,5 % kacang global.

Sebagai tanaman kecil, tetapi memiliki efek besar, kacang -kacangan tidak hanya memberikan nutrisi penting, tetapi juga menyediakan sumber utama nutrisi, mendukung diet sehat dan sistem pertanian yang kuat.

Untuk mengenali peran penting kami, PBB telah menunjuk 10 Februari sebagai Hari Dunia Nadi, yang telah merayakan FAO sejak 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *