Jakarta (Antara) – Menteri Koordinasi (Menko) untuk Lapangan Makanan Zulki Hassan (Zulhas) telah menemukan kebingungannya dalam menemukan perlindungan terhadap tanaman, yang akan berlimpah tahun ini.
Berdasarkan data dari Central Statistics Agency (BPS), produksi beras diperkirakan akan meningkat sebesar 50 persen pada Januari, Februari dan Maret. Dengan cara yang sama, dengan produksi jagung yang mengalami down yang luar biasa.
“Faktanya, kami bingung tentang ini sekarang. Karena industri pabrik kami tidak akan cukup untuk menyesuaikan produk kami tahun ini. Oleh karena itu, kami melarang impor,” di Jakarta yang dilarang di Jakarta pada hari Rabu.
Dia menjelaskan bahwa diperkirakan bahwa produksi jagung dicapai sebesar 20 juta ton, sedangkan kebutuhan internal hanya sekitar 11 juta ton. Hal ini menyebabkan partainya mengambil langkah -langkah kuat untuk melarang impor jagung, beras, dan produk pertanian lainnya untuk menjaga keseimbangan di pasar internal.
Zulhas menambahkan bahwa pemerintah sekarang bekerja keras dengan Kementerian Pertanian dan bisul untuk membeli panen untuk dipanen, sehingga tidak ada penurunan harga untuk menyakiti mereka.
“Jika mereka tidak membeli, harganya hancur, mereka tidak ingin menerima masalah mereka lagi. Maka kita akan mengalami masalah lagi,” katanya.
Untuk alasan ini, pemerintah telah menetapkan harga tanah untuk pembelian sereal pertanian 6.500 per kilogram dan jagung RP5 500 per kilogram.
“Kami mengoordinasikan semua pemangku kepentingan untuk mendukung bohlam di akomodasi panen ini,” katanya.
Zulhas juga menyebutkan bahwa, selain kebutuhan makanan, produk jagung ini juga akan digunakan untuk berbagai industri lain, seperti pakan ternak dan produk olahan lainnya.
Namun, ia menekankan bahwa industri pemrosesan domestik masih terbatas dalam menyesuaikan produksi, yang lebih dari kebutuhan.
Leave a Reply