Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Menhut lepas 9 ton produk hasil agroforestri ke Jepang

JAKARTA (Antara) – Menteri Kehutanan Raja Jules Antoni melepaskan hasil wanatani atau agroforestri ke Jepang dari 9 ton dengan Rp989 juta Sukobubuk Rehowir Autairs Group (KPS), sendiri, di pusat Jawa.

Produk -produk ini akan diekspor, termasuk 500 kg untuk hewan peliharaan, bukan produk kayu, termasuk jengkol, cabai rawit, lada merah keriting, lada hijau, daun salam, bunga pepaya, kelapa cincang, nangka, nangka rebus kecil dan kacamata.

Pagi ini sangat bangga dan bahagia, karena apa yang ditanam, beberapa waktu yang lalu, telah menciptakan sesuatu yang menguntungkan bagi masyarakat, yaitu program kehutanan sosial. Ini adalah contoh Sukobubuk Ray, dengan kehutanan sosial di sekitar 100 hektar.

Produk Petai diproduksi sebagai akibat dari Program Rakyat (CBR) dengan mengelola aliran air dan regenerasi hutan (PDASRH) sebagai jenis kerja sama dengan regenerasi tanah.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa setelah dua minggu, CPS akan secara teratur mengekspor barang -barang pertanian dan kehutanan ke Jepang.

“Alhamdulah, ini adalah wadah, dapat mengirim dua kontainer setiap minggu. Saya sebelumnya telah berbicara dengan beberapa teman, di banyak negara, dan tuntutan saat ini,” katanya.

Ekspor produk pertanian yang diproduksi oleh KPS Sukobubuk Rejo sendiri ke Jepang dipromosikan oleh PT Asha Nouva International Indonesia bersama dengan Sariraya Co.LTD Jepang, kedua perusahaan telah bekerja sama dengan Direktur Jenderal Asosiasi Kehutanan Sosial.

Selain itu, Menteri Kehutanan juga mengungkapkan bahwa ia akan mengembangkan 4 juta hektar wilayah, yang akan digunakan sebagai lokasi kehutanan sosial dengan cara yang diintegrasikan oleh kualitas prioritas dan bekerja dengan masyarakat dan bank untuk mengembangkannya.

Program Kehutanan Sosial adalah salah satu kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan akses ke pengelolaan daerah kehutanan dalam waktu 35 tahun bagi mereka yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Untuk digunakan dalam pemeliharaan, Lestari tidak dapat dipisahkan dari sudut pandang manajemen, yaitu manajemen sosial dan manajemen wilayah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *