Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Legislator: Pemantauan penyaluran elpiji 3 kg perlu ditingkatkan

Jakarta (Antara) – Anggota Komisi C dari DKI Jakarta DPRD Hardiyanto Kenneth menyatakan bahwa pemantauan langsung mekanisme distribusi LPG 3 kg harus dilakukan untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dipenuhi.

“Masalah yang saat ini dihadapi adalah fenomena” pembelian panik “untuk pengecer yang menyebabkan kurangnya 3 kg LPG di beberapa daerah,” katanya di Jakarta pada hari Rabu.

Menurutnya, pentingnya pemantauan langsung 3 kg mekanisme distribusi LPG diberikan, sehingga kelas bawah benar -benar mendapatkan hak mereka.

Dia berharap bahwa pihak -pihak terkait, baik agen maupun pangkalan, dapat memastikan kesetaraan dan stabilitas harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HOT) yang dibuat oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta di Jakarta -Gubernor peraturan nomor 4 dari 2015.

Dia mengatakan kurangnya 3 kg LPG dimulai dengan aturan baru yang dikeluarkan oleh Justat Oil and Gas General pada 20 Januari 2025, yang membatasi distribusi untuk rumah tangga, bisnis mikro, petani dan nelayan menargetkan yang efektif sejak 1 Februari 2025.

Dia mengatakan bahwa 3 kg LPG Pangkalan di Jakarta Barat juga mengeluh tentang pengurangan rasio distribusi, yang sebelumnya 7.000 pipa per hari. Bulan, saat ini dibatasi hingga 3.000 pipa per tahun. Bulan.

Ini, katanya, menyebabkan pengurangan margin teras pada tingkat dasar yang dapat mengganggu agen operasi.

“Saya mengajukan banding bahwa pemerintah dapat memberikan kuota opsional, terutama sebelum Ramadhan dan Idul Fitri, untuk memastikan distribusi tidak terganggu,” kata Bang Kent -hardiyanto Kenneth yang diketahui dengan baik.

Dia juga menyampaikan masukan kepada Gubernur Pramono Anung yang dipilih.

Dia ingat bahwa pemerintah DKI Jakarta harus lebih memperhatikan pengaturan distribusi LPG 3 kg sesuai dengan kebutuhan rakyat Jakarta.

“Saya menyarankan bahwa harga eceran tertinggi tidak terlalu jauh di tingkat ritel untuk menghindari perbedaan harga yang tidak masuk akal,” katanya.

Selain itu, ia menyerukan evaluasi prosedur penjualan LPG 3 kg, termasuk meningkatkan data penerima bersubsidi dan penentuan sistem distribusi bersubsidi, baik dalam bentuk barang bersubsidi atau tersubstitusi langsung.

Pengawasan yang lebih ketat di lapangan juga satu hal yang perlu diperhitungkan untuk memastikan bahwa distribusi tepat dalam tujuan.

“Saya berharap pemerintah dapat mengevaluasi evaluasi menyeluruh tentang distribusi LPG 3 kg sehingga tidak ada orang Jakarta yang mengalami kesulitan mendapatkannya. Untuk membuat distribusi yang lebih adil,” katanya.

Kent juga mendukung langkah pemerintah DKI Jakarta, yang berencana untuk mengimplementasikan sistem kode QR untuk penduduk yang ingin membeli 3 kg LPG bersubsidi.

Inisiatif ini penting untuk memastikan bahwa subsidi yang ditentukan benar -benar dalam tujuan yang hanya diberikan kepada mereka yang berjudul Jakarta -Inhabitants.

“Dengan menggunakan kode QR, kami dapat memastikan bahwa hanya penduduk Jakarta yang berhak atas subsidi ini dan proses distribusi lebih terkontrol,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *