Tangrang – Banten (Antara) – Spesialis Spesialis Medis di University of Garaj Mada (UGM) berharap bahwa Kementerian Komunikasi dan Digital akan memberikan pembatasan yang jelas pada konten dan aplikasi yang dapat diakses oleh anak -anak.
“Menurut saya, hal yang paling penting, terutama pemerintah, harus dapat membuat apa yang dapat tersedia untuk anak -anak, baik konten atau program,” kata dokter. Julian Raymond Erven SPKJ dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Antara di Tanderbal, Bandten, Kamis.
Julian menekankan bahwa hukum perlindungan anak di ruang digital, yang telah disiapkan oleh kementerian, harus dinyatakan dengan jelas.
Ini termasuk batasan usia yang dapat diakses, sistem pengawasan orangtua -untuk -sistem yang diproduksi sebanyak mungkin. Akses ke pemerintah dapat meningkatkan situs pendidikan yang membuat belajar hal -hal baru sebagai bahasa asing lebih mudah bagi anak -anak.
“Jadi pemerintah tidak boleh disensor di sebelah kiri, sensor kanan (konten). Terkadang sensor juga bertanya -tanya mengapa sensor ini? Jadi pemerintah harus benar -benar memperhatikan apa yang mungkin tersedia atau tidak …”
Selain itu, Julian menyarankan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menerbitkan panduan ini sebagai “Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kia”, yang membantu masyarakat memantau pola perilaku anak selama kegiatan digital mereka.
“Ini juga dapat dimasukkan dalam materi pendidikan untuk orang tua saat ini, yang tidak dapat disangkal bahwa tantangan ini telah berubah hari ini dan ini adalah pedang dengan dua kacang yang memiliki efek positif dan negatif,” kata dokter. ” Rumah Sakit Bitong.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkapkan bahwa lembaganya diperintahkan langsung oleh Indonesia Presbovo Subianto untuk menyelesaikan peraturan perlindungan anak di ruang digital hingga dua bulan.
Sebagai tanggapan, Menteri Komunikasi dan Komunikasi mengungkapkan bahwa ia telah menandatangani SK untuk membuat tim kerja khusus yang dapat membuat studi tentang pembatasan, termasuk undang -undang perlindungan anak lainnya di ruang digital.
Menurut keputusan tersebut, tim perwakilan dari beberapa kementerian, ilmuwan, tokoh pendidikan anak -anak, pengawas anak -anak, penyelamatan anak -anak, psikolog, lembaga perlindungan anak -anak yang ditunjukkan oleh bagaimana Seto dan banyak lembaga terkait lainnya mulai Senin 3 Februari akan bekerja 3 Februari.
Tim akan bekerja pada tiga fokus utama, yaitu, untuk meningkatkan tunjangan anak di bidang digital, yaitu memperkuat peraturan dan mekanisme sistem operasi digital yang menyediakan akses ke anak -anak.
Kemudian tingkatkan literasi digital untuk anak -anak dan orang tua untuk menyadari risiko dunia maya, serta memecah agen dan konten yang luas yang mengancam keamanan anak -anak.
Leave a Reply