JAKARTA (Antara) – Aktor Jourdy Pranata mengatakan bahwa para pemain film “The Butterfly House” selalu diundang untuk membawa garam untuk menghindari hal -hal mistis selama proses penerimaan.
“Kami diberitahu untuk membawa garam karena setelah mengikuti konferensi pers di Yakarta pada hari Rabu.
Jourdy menekankan bahwa rumah yang merupakan posisi bioskop film horor yang dibuat oleh sutradara Paul Agusta memiliki energi yang kuat dan menggambarkan suasana keluarga Tiongkok yang hidup pada tahun 1940 -an.
Energi yang dianggap cukup kuat membuat pemain sering merasa terintimidasi dan takut mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan. Tim produksi untuk menyewa “orang cerdas” untuk menjaga energi pemain tetap bersih selama koran di lokasi syuting.
“Dia diminta untuk membawa garam karena garam memiliki energi untuk dibersihkan, jadi setelah mengambil jika, misalnya, penggunaan garam, jadi tidak ada energi (buruk) sehingga dapat dirayu dan secara mental,” katanya.
Jourdy mengatakan bahwa proses penggunaan garam sama dengan berenang secara umum. Garam larut dalam air dan kemudian membilas di tubuh pemain.
“Saya seorang pria yang sangat tidak percaya pada hal -hal yang berbau mistis, tetapi karena kemarin bukan hanya satu (orang yang mengalami peristiwa mistis) ada beberapa itu, ini benar -benar terjadi di set,” dia dikatakan.
Pada kesempatan ini, Jourdy juga mengatakan kepada saya bahwa minat menafsirkan film harus menjadi terbiasa dengan mantra dalam ornamen budaya yang sangat berbeda dari budaya Indonesia pada umumnya.
“Jika Indonesia adalah sampul, peti mati yang kami kenal sejak kecil. Tetapi dalam film ini karena saya tidak pernah tahu, saya merasa lebih menakutkan karena ornamen dalam budaya Cina jauh (setiap hari),” kata Jourdy.
Film “Arwah Wedding” akan dirilis pada 27 Februari 2025 di bioskop Indonesia. Dia memberi tahu seorang istri dan istrinya, Salim (Morgan Oy) dan Tasya (Zulfa Maharani) yang memutuskan untuk memindahkan rumahnya di hadapan keluarga Salim setelah lautan bibinya.
Selain merawat pemakaman bibi, Salim harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di altar misterius. Kehadiran mereka dan sekelompok foto sebelum pernikahan menyebabkan roh leluhur Salim meneror mereka.
Film ini juga berurusan dengan Puty Sjahrul, Amagerald, Alam Setiawan, Verdi Soaliman dan Bonita.
Leave a Reply