Jakarta (Antara) – Presiden Pusat Asosiasi Olahraga Kuda di seluruh Indonesia (PP Pordasja) Aryo Djjoyhadicus berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman keselamatan dalam ras kuda.
Aryo mengatakan masih ada lelucon muda, yang secara tradisional dipandu tanpa pelana dan tas, yang sangat berbahaya saat mengendarai kuda.
“Berdasarkan PP Pordai, bekerja sama dengan Komite Olimpiade Indonesia dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, kami ingin memberikan prioritas pada keamanan. Tidak hanya tempat tetapi juga seekor kuda,” kata Aryo Djohadicity di konferensi pers Yakarta pada hari Minggu pada hari Minggu dan pada hari Minggu dan pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu pada hari Minggu dan lalu pada hari Minggu pada hari Minggu dan segera pada hari Minggu, ” Minggu pada hari Minggu di hari Minggu Yakarta. .
Balapan kuda, yang merupakan tradisi warisan di Indonesia, masih menggunakan metode tradisional untuk memberikan keamanan non -resor.
PP Pordai ingin bersosialisasi di masa depan, sambil menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, termasuk kandang internasional.
Aryo menekankan bahwa komitmennya untuk membawa kuda tradisional akan dapat menjadi ras kuda profesional di masa depan.
“Tentu saja, kami masih mengolah kuda tradisional, tetapi pergi ke profesional yang dikelola oleh sarga.co. Di masa depan, jumlah kesehatan dan keamanan, yaitu, pesan dari Pak Pak Prabow untuk kita”, Aryo. “Dia berkata.
Leave a Reply