Jakarta (Antara) – Meutya Hafid Meutya Hafid menjelaskan peran penting dari Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Dia mengatakan dalam sebuah diskusi berjudul “percepatan” percepatan “percepatan” percepatan “Indonesia”, tidak hanya pertahanan, tetapi juga dalam teknologi, terutama secara digital. Ini mencerminkan urgensi setiap negara, belum lagi Indonesia, dalam mengembangkan kecerdasan buatan dan ekonomi digital.
Dia mengatakan bahwa pengembangan teknologi kecerdasan buatan telah mengubah kancah ekonomi digital global.
Untuk mengklarifikasi, mentransfer bagaimana Deepseek dapat menyebabkan kecerdasan buatan dari Cina, penurunan dominasi perusahaan teknologi besar Amerika.
“Meskipun biaya untuk mengembangkan kecerdasan buatan bisa sangat tinggi, Deepsek dapat menawarkan model yang lebih terjangkau dan terbuka untuk pengembang, yang memiliki kesempatan untuk mengubah dominasi teknologi kecerdasan buatan yang ada saat ini,” katanya.
Menkomdiji mengatakan bahwa nilai total barang (GMV) untuk ekonomi digital di Indonesia diperkirakan sekitar 90 miliar dolar AS atau sekitar 1.416 triliun rupee, meningkat sekitar $ 80 miliar pada tahun sebelumnya.
Jumlah ini, katanya, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan ekonomi digital besar di Asia Tenggara.
Dia menyebutkan pentingnya ekosistem digital yang luas, diperbesar dan andal dalam upaya untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Pemerintah mempercepat transformasi digital, termasuk peningkatan infrastruktur digital dan mempersiapkan bakat digital, untuk mengembangkan ekosistem digital ini.
Miotia menekankan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi digital tidak hanya tergantung pada modal besar, tetapi juga pada strategi yang efektif dan kemauan untuk mengalami perubahan teknologi.
“Diskusi terbuka antara pemerintah dan perusahaan teknologi dan masyarakat sangat penting untuk membentuk kebijakan yang tepat dalam memasuki tantangan digital,” katanya.
Leave a Reply