Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Airlangga pastikan AS memahami langkah RI menjadi anggota BRICS

JAKARTA (Antara) – Menteri Koordinasi Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) secara relatif memahami langkah -langkah Indonesia untuk menjadi anggota resmi BRICS.

Ini diumumkan oleh Presiden Pedavo Subianto selama perjalanan ke Amerika Serikat ke Gedung Putih pada hari Selasa (11/11/2024).

“Amerika (kami), jika kejahatan tidak marah, adalah relatif. Tetapi jika kali ini dia memahami bahwa selama pertemuan Presiden (Prabavo) di Washington sudah jelas, ”kata Eirlangan di meja harian putaran investor BNI, di Jakarta, Rabu.

Airlangga mengatakan bahwa Gedung Putih juga mendukung proses Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Dia juga menekankan bahwa hubungan ekonomi bilateral Indonesia tetap kuat dalam kerangka struktur ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Indonesia telah menandatangani tiga dari empat pilar IPF dengan Amerika Serikat, dan perjanjian tersebut diratifikasi oleh Presiden Prabowo.

Dihadapkan dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat pada 20 Januari, banyak pihak yang berkepentingan (pihak yang berkepentingan) prihatin dengan dinamika geopolitik antara Amerika Serikat dan Cina dapat memengaruhi beberapa kebijakan komersial dunia.

Menanggapi hal ini, Indonesia mengambil langkah -langkah strategis untuk memastikan minatnya, salah satunya adalah partisipasi dalam aliansi mineral kritis.

“Tentu saja, kami sedang mempersiapkan nama aliansi mineral kritis. Amerika pada waktu itu menawarkan mineral kritis bilateral, tetapi juga dapat diperluas di Kanada dan Australia, ”katanya.

Selain itu, Amerika Serikat menyebut Indonesia salah satu dari tujuh negara yang dapat mengembangkan ekosistem semikonduktor. Menurut Airlangga, ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasokan teknologi global.

Namun demikian, ia juga menekankan masalah yang masih ada, termasuk akses ke Amerika Serikat, yang saat ini sedang mengalami taruhan.

Produk ekspor Indonesia, seperti pakaian dan sepatu, masih dikenakan sekitar 10-20 persen.

“Oleh karena itu, ini berarti bahwa semua produk Indonesia masih terpengaruh (tarif) berjumlah 10-20 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *