Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Ekonom sebut gap pendanaan UMKM bisa buat ekonomi tumbuh tak optimal

Jakarta (Antara) – Kepala Pusat Ekonomi Digital dan Institut UKM untuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDF) Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan bahwa kesenjangan pembiayaan MSME dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional tidak optimal

Berdasarkan studi EY Indonesia, persyaratan pembiayaan untuk UMKM terdaftar pada tahun 2026 hingga Rp4.300 miliar, tetapi sekarang mereka hanya menampung Rp1.900 miliar, sehingga ada kesenjangan keuangan Rp2.400 miliar Rp2.400.

“Kesenjangan keuangan ini muncul karena permintaan akan pinjaman (kebutuhan pembiayaan) lebih besar dari sejak tawaran itu,” kata Eisha Maghfiruha Rachbini ketika ia menghubungi Antara di Yakarta pada hari Kamis.

Dia mengkonfirmasi bahwa kesenjangan itu terkait dengan akses terbatas ke pembiayaan mspyme, mengingat alokasi pinjaman ke UMKM ditentukan oleh kapasitas, garansi dan profil risiko komersial yang dinilai untuk menjamin kelayakan menyediakan pinjaman.

Evaluasi, lanjutan, seringkali merupakan hambatan bagi usaha kecil ini dari mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal.

Dengan dana terhambat dan kapasitas terbatas, pemain komersial akan mengalami kesulitan memperluas dan mengumpulkan modal.

“Efek jangka panjang adalah pertumbuhan ekonomi yang panjang yang tidak akan optimal sesuai dengan target,” kata Eisha.

Micro, UKM (UMKM), Helvi Yuni Moriza, mengatakan Selasa (10/12) bahwa partainya terus mempromosikan peningkatan kualitas MSM.

Ini sejalan dengan presiden ketiga Asta Quotes, Pabowo Subianto, yaitu peningkatan pekerjaan berkualitas, mendorong semangat bisnis, pengembangan industri kreatif dan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan.

Dia juga menyatakan pentingnya semua pihak yang berkepentingan untuk terus mempromosikan pembiayaan Mipyme, mengingat kebutuhan pembiayaan yang sekarang dipenuhi hanya mencapai Rp 1.900 miliar.

Meskipun ia mendorong akses ke pembiayaan UMKM meningkat dan dapat dengan mudah diperoleh, Helvi masih berdoa semua pihak yang berkepentingan yang selalu memberikan bantuan untuk memperkuat pemain komersial yang kemampuan komersial untuk memenuhi kewajiban pembayaran mereka.

“Jangan biarkan bank membayar kredit, maka mereka dipertahankan dengan pinjaman tinggi tanpa dividen (NPLS/kredit buruk),” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *