Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat: Babak Baru Kerja Sama China-Indonesia

JAKARTA (ANTARA) – “Impian kami melihat orang-orang kecil yang bahagia, tersenyum, dan tertawa.”

Dalam pidato pengukuhannya, Presiden Indonesia yang baru terpilih, Prabowo Subianto, menekankan kontribusi dan pengorbanan bangsa Indonesia.

Tak lama setelah menjabat, Presiden Prabow mendorong kabinet baru untuk bergerak cepat dengan pendekatan baru terhadap kebijakan dalam negeri dan hubungan luar negeri.

Salah satu proyek terpenting pemerintahan baru adalah Program Gizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan dengan anggaran Rp 71 triliun melalui pembentukan Badan Gizi Nasional.

Program ini bertujuan untuk memberikan makanan gratis kepada 82,9 juta pelajar, ibu hamil, dan anak-anak.

Berdasarkan rencana “Quick Win”, anggaran negara yang baru dialokasikan untuk berbagai proyek sosial, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan sekolah dan rumah sakit, serta perluasan lahan pertanian dan dapur umum.

Berbeda dengan era Presiden Prabowo-Jokowi, ia mengambil jalur modernisasi yang berbeda dan fokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan melalui pembangunan juga merupakan prioritas utama dalam proses modernisasi Tiongkok.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama pembangunan berkualitas tinggi. Dalam hal ini, filosofi pembangunan kedua negara serupa.

Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia semakin erat.

Indonesia adalah mitra utama dalam inisiatif “Jalur Sutra Maritim Abad 21”, dengan perdagangan bilateral senilai $139,42 miliar pada tahun 2023.

Banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia dan mendirikan pabrik, dan produk serta budaya Indonesia menjadi populer di Tiongkok.

Kerja sama kedua negara telah mencapai hasil luar biasa di bidang energi mineral, produksi industri, ekonomi digital, dan kendaraan listrik. Proyek infrastruktur terkemuka seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai beroperasi pada Oktober 2023 telah melayani 4,2 juta penumpang dalam 10 bulan pertama.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat menjadi titik perkembangan baru dalam kerja sama Tiongkok-Indonesia. Pada awal November, kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan apresiasi Tiongkok atas program pemberian makanan gratis di Indonesia dan mengakui upaya Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dan energi.

Pembangunan yang tidak merata dan fokus pada lapisan masyarakat bawah akan menjadikan isu kesejahteraan manusia sebagai perhatian bersama kedua negara, sehingga menciptakan kerja sama yang lebih besar di masa depan.

Pengentasan kemiskinan melalui pendidikan dapat menjadi fokus kemitraan ini.

Indonesia telah membentuk Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan untuk mempercepat upaya pengentasan kemiskinan.

Meskipun tingkat kemiskinan di Indonesia berada pada titik terendah sepanjang masa, angka tersebut masih jauh dari target pemerintah sebesar 6,5-7,5 persen pada tahun 2024.

Dalam pidatonya, Presiden Prabow menekankan kemampuan Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan. Ia mungkin menganggap keberanian bangsa sebelumnya mustahil dilakukan.

Pada saat yang sama, Tiongkok memiliki banyak pengalaman dalam pengentasan kemiskinan, dan pada tahun 2020, 98,99 juta penduduk pedesaan akan mampu keluar dari garis kemiskinan dan menghilangkan kemiskinan absolut.

Daripada memberikan subsidi langsung, pemerintah Tiongkok percaya bahwa membantu masyarakat menemukan solusi berkelanjutan akan lebih efektif dalam meningkatkan standar hidup.

Filosofi Tiongkok adalah “Beri seseorang ikan dan dia makan untuk sehari; “Ajari dia memancing dan dia akan makan seumur hidup.”

Sebagai bagian dari kerja sama ekonomi, kerja sama pendidikan antara Tiongkok dan Indonesia merupakan kunci dalam pengentasan kemiskinan.

Misalnya, Fitriani di Sulawesi Tengah mampu meningkatkan pendapatannya dengan dilatih oleh seorang master asal Tiongkok, dan Richard di Sumatra beralih dari petani menjadi manajer setelah mempelajari teknik pembangkit listrik tenaga batu bara.

Pembangunan pedesaan juga dapat menjadi bagian penting dalam kerja sama kedua negara.

Presiden Prabowo memutuskan untuk menjadikan pedesaan sebagai pusat pembangunan ekonomi yang kompetitif. Berbagai inisiatif pemerintah seperti program pangan bergizi, perumahan rakyat dan pemeriksaan kesehatan gratis berkaitan erat dengan pembangunan pedesaan.

Pada saat yang sama, pemulihan pengelolaan pedesaan dan penciptaan pedesaan yang indah juga menjadi prioritas utama pemerintah Tiongkok. Kerja sama di bidang ini sudah dimulai, misalnya kepala desa Indonesia datang ke Tiongkok untuk mempelajari pembangunan pedesaan.

Pengalaman Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan dapat diimpor ke Tiongkok, termasuk praktik organisasi masyarakat akar rumput dan perlindungan keragaman budaya dan agama tradisional.

Hubungan persahabatan antar kota membuka peluang seluas-luasnya untuk saling belajar. Misalnya, Surabaya dan Guangzhou telah mengadakan program pertukaran bahasa online sebagai kota mitra selama dua tahun terakhir.

Ke depan, pengalaman pengelolaan perkotaan, pengelolaan masyarakat, dan pelestarian budaya dapat ditransfer melalui jalur antar kota.

Menjelang peringatan 75 tahun hubungan diplomatik, Tiongkok dan Indonesia telah memasuki fase baru dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama.

Kedua negara sama-sama mempunyai tujuan yang ambisius dan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat hubungan antar masyarakat.

Berdasarkan semangat gotong royong, kemitraan ini membuka jalan menuju masa depan yang cerah dan terhubung.

*) Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Kantor Berita ANTARA.

*) Yin Caijun adalah mahasiswa PhD di Institut Penelitian Regional Universitas Peking.

Jai Kun adalah profesor di School of International Studies, wakil direktur Institut Penelitian Regional Universitas Peking, dan wakil presiden Asosiasi Tiongkok untuk Studi Asia Tenggara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *