Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Tim KP2MI fasilitasi PMI korban kapal tenggelam di perairan Karimun

Jakarta (Antara) – Menteri Perlindungan Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Carding mengatakan, dalam pengabdiannya, bersama TNI Angkatan Laut, pihaknya telah membantu penyelamatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sudah lama menjadi korban kapal yang tenggelam. tenggelam di air di Karimuna.

PMI sudah dievakuasi dari KR Siwar-646 Tanjung Balai Karimun TNI Al, kata Menteri Carding dalam siaran pers KP2MI yang diterima Antara, Selasa (1).

Usai evakuasi, tercatat ada 9 korban kapal karam. Mereka terdiri dari enam PMI, satu perwira kecil, satu anak buah kapal (ABK), dan satu kapten.

Dari enam penyintas PMI, empat orang dalam keadaan sehat, dua orang sakit, dan satu orang masih dalam pencarian.

Sebanyak empat PMI sehat tersebut adalah Ismail (41) asal Lombok Timur, Matra (45) asal Sumen, Imam (40) asal Mataras, dan Nono (40) yang juga asal Sumen.

Kedua PMI yang sakit dan dirawat di RSUD Muhammad tersebut adalah Sani Liman (40) yang merupakan istri imam dan Nawiya, 37 tahun yang bukan istri.

Salah satu anak yang belum ditemukan adalah Noor Asifa (2,5 tahun), keponakan Ara dan Naviahin.

Sementara nama awak kapal yang ditahan TNI AL dan satu orang nakhoda yang masih dicari masih dalam proses konfirmasi.

Berdasarkan perbincangan dengan Imam, Liman dan Ismail, mereka diketahui hendak pulang dari Malaysia ke Batam, Aranabar.

Imam mendapat informasi dari orang tak dikenal bahwa orang tersebut menyediakan jalur pulang pergi dari Malaysia ke Batamo dengan tarif 3.500 ringgit Malaysia (sekitar 12,5 juta rupiah) per orang.

Di hari keberangkatan saya bersama istrinya Leeman, mereka terlebih dahulu pergi ke Pearling Beach, Johor, Malaysia untuk menemui Ismail. Ketiganya bersama rombongan lainnya kemudian berangkat dengan kapal laut pada pukul 23.00 WIB pada tanggal 5 Januari 2024.

Belum sempat mereka melaju jauh, mesin kapal yang mereka tumpangi terbalik dan mengalami kebocoran akibat dihantam gelombang tinggi. Kapal kemudian berhenti.

Namun kebocorannya semakin parah sehingga menyebabkan kapal tenggelam. Para penumpang kapal, termasuk PMI, berusaha bertahan hidup dengan cara mengapung di lautan menggunakan jaket pelampung seadanya.

Dalam situasi tersebut, kapal tanker minyak tanker pembela Navo8 melewati tempat ledakan dan menyelamatkan penumpang serta awak kapal yang kemudian dipelihara oleh TNI Angkatan Laut.

Kronologi berbeda disampaikan Nono, istrinya Navia dan Matre. Menurut Nono, informasi kepulangan dari Malaysia ke Batat diterimanya oleh orang tak dikenal melalui jalur ilegal yang mengenakan tarif 2.200 ringgit Malaysia (sekitar 7,9 juta rupiah) per orang dewasa dan 500 ringgit Malaysia (sekitar 1,8 juta rupiah) per anak.

Nona, Navia dan keponakannya, Noor Asif, juga meninggalkan Pearling Beach setelah bertemu Matra. Kemudian keempatnya bersama penumpang lainnya meninggalkan kapal pada pukul 23.00 WIB tanggal 5 Januari 2024.

Tak jauh dari Pantai Pearling, mesin kapal tiba-tiba mati dan terjadi kebocoran akibat gelombang tinggi. Kapal yang mereka tumpangi terlempar ke laut dan akhirnya tenggelam.

Kemudian nakhoda dan awak kapal mencoba mengapung di dalam galon dan menuangkan bensin terlebih dahulu.

Bensin yang dibuang ke laut itu ditabrak TNI AL untuk menyelamatkan Noor Asif. Namun Noor Asifa tenggelam dan masih dicari.

Setelah beberapa kali bertahan, tank tersebut mendekati posisi korban yang terluka dan mencoba menyelamatkan mereka. Meski berhasil selamat, Nawiya mengalami luka bakar parah akibat terkena bensin hingga harus dilarikan ke RSUD di Mohammed Sani Karimun untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Liman yang menjalani rawat jalan kini bertugas di Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) di Karimun. Sedangkan Navya masih di rumah sakit, masih di RSUD Muhammad Sani Karimun.

Sementara keempat korban dalam kondisi sehat, diperiksa Polsek Karimun dalam proses penegakan hukum.

Sementara itu, seorang awak kapal selamat yang diduga sebagai pelaku yang membiarkan pemulangan ilegal tersebut bersama kapten kapal yang kini sedang dicari aparat TNI Angkatan Laut, Polrud, Karimunja, dan Basarna.

Yang.

Menteri Carding juga mengucapkan terima kasih kepada tim yang membantu penyelamatan korban luka dari kapal.

“Saya selaku Menteri Perlindungan Migran RI/Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membiarkan tenggelamnya korban di perairan Karimun,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *