ANKARA (Antara) – Qatar menuntut implementasi penuh perjanjian antara Israel dan Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan.
Hal ini dimediasi oleh Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Minggu (19/1).
Dia bertemu dengan delegasi dari faksi-faksi Palestina di Doha untuk membahas kesepakatan senjata, akses terhadap bantuan dan repatriasi pengungsi, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.
Sheikh Mohammed menekankan pentingnya keseluruhan perjanjian untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Ia juga menekankan dukungan Qatar terhadap masyarakat Gaza dengan mengirimkan lebih banyak bantuan melalui penerbangan ke kantong-kantong Palestina.
Ia menegaskan, perusahaan dan posisi Qatar tetap mendukung perjuangan Palestina, termasuk mendirikan negara merdeka dengan ibu kota Yerusalem Timur sesuai dengan Perjanjian Perbatasan 1967.
Gencatan senjata di Gaza mulai diterapkan pada Minggu pukul 11:15 waktu setempat (12:15 WIB), tertunda beberapa jam dari pukul 08:30 sesuai jadwal.
Pemutaran film tersebut terjadi karena Israel menuduh Hamas mengulur waktu untuk menyerahkan daftar tahanan yang akan dibebaskan.
Israel telah memulai perang genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 47.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Perang tersebut juga menyebabkan lebih dari 110.700 warga Palestina terluka, 11.000 orang hilang, kehancuran dan krisis kemanusiaan yang memakan banyak korban jiwa, termasuk orang lanjut usia dan anak-anak.
Perang selama kurang lebih 15 bulan ini menjadi salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Pada bulan November, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menyamar sebagai genosida di Mahkamah Internasional (ICI) karena perangnya di wilayah Palestina.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply