ABU DHABI (ANTARA) – Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLT) yang dapat beroperasi 24 jam penuh, menggabungkan teknologi energi surya dan penyimpanan baterai di Abu Dhabi.
“Saya dengan senang hati mengumumkan peluncuran proyek energi terbarukan pertama di dunia yang dapat menyediakan energi terbarukan dalam jumlah besar sepanjang waktu,” kata Al Jaber, Menteri Pengembangan Industri dan Teknologi UEA, saat meresmikan Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi (ADSW) di Abu Dhabi, Emirat Uni Emirat Arab, pada hari Selasa.
Pengumuman ini ia sampaikan kepada Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Jaber menjelaskan, proyek tersebut memungkinkan penyaluran energi terbarukan 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Oleh karena itu, kata Jaber, proyek tersebut merupakan jawaban atas permasalahan energi terbarukan yang terputus-putus.
Sesekali menggambarkan produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga surya atau angin yang masih bergantung pada faktor cuaca. Umumnya pembangkit listrik tenaga surya tidak berfungsi pada malam hari karena kurangnya sinar matahari.
“Proyek ini merupakan langkah awal dari apa yang bisa menjadi langkah besar bagi dunia,” kata Jaber.
Dengan beban dasar hingga satu Gigawatt (GW) per hari dari energi terbarukan, ia menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan sistem penyimpanan energi surya dan baterai (BESS) terbesar di dunia.
Berlokasi di Abu Dhabi, proyek ini terdiri dari Solar Photovoltaic (DC) berkapasitas 5,2 GW (DC) yang dipadukan dengan fasilitas BESS berkapasitas 19 Gigawatt-Hour (GWH). Dengan demikian, proyek ini diyakini akan menetapkan standar global baru untuk inovasi energi ramah lingkungan.
“Di dunia di mana miliaran orang berjuang untuk mendapatkan energi, kita harus mampu memperluas ketersediaan energi,” kata Jaber.
Beliau menekankan bahwa proyek tersebut mencerminkan visi dan komitmen kepemimpinan UEA dalam menyediakan energi bersih untuk mendukung perkembangan perkembangan teknologi.
Leave a Reply