Jakarta (Antara) – Penonton Institute of Local Policy and Development Partnership (IDP -LP) Riko Noviantoro mengatakan DPR harus ikut mendorong penguatan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti TVRI, LKBN Antara, dan RRI. dan kebijakan kelembagaan.
“Kenapa begitu? Karena Lembaga Penyiaran Publik (LPP) mempunyai peran strategis yaitu nasionalisme dan memperkuat ketahanan nasional,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Riko mengatakan, peran DNA LPP ini dimulai dari RRI, LKBN Antara dan TVRI. Dalam konteks ini, anggota DPR juga harus paham untuk mewaspadai pola kerja LPP yang unik.
“Karena ada tugas khusus yang tidak dimiliki lembaga penyiaran swasta,” ujarnya.
Hal itu pun diungkapkan Riko menanggapi pernyataan anggota DPR kepada LPP, khususnya TVRI, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi DPR di Kompleks Parlemen Seanan, Jakarta, Senin (2/12).
Selain itu, TVRI tidak diberi kesempatan untuk menanggapi secara langsung dengan anggapan bahwa tanggapan tersebut harus ditulis beberapa hari kemudian. Ini menunjukkan bahwa tuduhan itu benar,” ujarnya.
Padahal, menurut Riko, dugaan miring tersebut tidak sepenuhnya benar karena tidak sesuai dengan fakta yang ada. Dalam RDP yang membahas program kerja TVRI, Antara, dan RRI TA 2025, anggota Komisi VII DPR-RI harus melihat fakta sebenarnya.
Misalnya, di satu sisi, TVRI disuruh bersaing secara komersial dengan pihak swasta. “Tetapi kakinya diikat karena banyak peraturan yang menghalangi dia untuk bergerak bebas,” ujarnya.
Riko juga menjelaskan, setelah pemaparan TVRI, anggaran APBN sebesar 1,5 triliun per tahun. Dari komposisi tersebut, Rp900 miliar digunakan untuk membayar gaji staf dan dukungan manajemen.
“Berapa jumlah pegawai yang dimiliki TVRI? 5.000 orang. Bukan itu yang diinginkan TVRI jika memiliki pegawai sebanyak itu. Karena secara teknis mereka adalah pegawai TVRI, pegawai Komdigi yang ditugaskan di TVRI, ”ujarnya.
Apakah Anda ingin mencari api untuk menemukan angka ideal? Ya minta Kominfo (sekarang Komdigi) yang syuting. “Itu bukan kewenangan TVRI,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama TVRI Iman Brotoseno menambahkan, peran utama TVRI adalah memberikan layanan informasi, pendidikan, hiburan sehat, kontrol dan perekat sosial, serta pelestarian budaya.
Berbeda dengan televisi swasta yang memandang konsep penonton sebagai “penonton sebagai pasar”. Oleh karena itu, jika banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan budaya, maka tidak heran jika rating TVRI tidak begitu tinggi dibandingkan stasiun televisi lain yang menayangkan sinetron, ujarnya.
Leave a Reply