Bandung Barat (ANTARA) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto mengungkapkan, pihaknya menggelar kegiatan Belanja Soal di Bandung Barat pada Jumat untuk melihat kondisi nyata di desa-desa di kabupaten tersebut. Dalam kegiatannya mengunjungi Desa Kahuripan, Kecamatan Lembang dan Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang hari ini untuk berbelanja, Yandri didampingi Utusan Khusus Presiden untuk Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad. “Dengan Problem Shopping kita bisa melihat potensi-potensi yang ada seperti kisah sukses. Jadi kita lihat di Bandung Barat, dari 165 desa, ada 100 desa mandiri dan 65 desa maju. Artinya Bandung Barat luar biasa. dan ini yang ingin saya tiru, “Kalau desa lain seperti Desa Kertamulia, ada wisata kulinernya,” kata Yandri di Desa Kertamulia, selain pertanyaan di atas Yandri, Desa Kertamulia yang punya ruang aspirasi akan menjadi hal yang akan ia coba. menyebar ke daerah lain “Di Bandung Barat juga saya melihat solidaritas masyarakat yang sangat ingin maju sangat luar biasa. Saya melihat mereka sedang memaksimalkan potensi yang ada. Berbagai hal ini ingin kita sebarkan ke desa-desa lain,” ujarnya. Baca juga: Mendes: Produk lokal Lembang akan menjadi nilai tambah dalam membangun perekonomian desa. Saran yang menjadi perhatian. Dalam kesempatan itu, Yandri juga mengatakan, pihaknya selama ini menyoroti dan mengantisipasi peningkatan kasus pidana perdagangan orang (TPPO) di Bandung Barat. Pasalnya, Kabupaten Bandung Barat merupakan penyumbang terbesar jumlah TKI ilegal. (PMI) selain Banten dan Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mengantisipasi dan menyikapi hal tersebut, Yandri mengatakan, langkah awal yang dilakukan pihaknya adalah memetakan desa-desa yang menjadi pemasok PMI ilegal terbesar selain Banten dan NTT juga besar. Saya akan bersinergi dengan Menteri Perlindungan Pekerja Migran. Nanti kita akan bersinergi agar masyarakat di desa-desa tidak lagi menjadi korban TPPO,” ujarnya TIPS Baca Juga: Mendes PDTT Temui Mendagri Bahas Program Desa dan Perkuat Kerja Sama “Indramayu dan Bandung juga merupakan pemasok PMI terbesar di luar negeri,” tuturnya. Sebelumnya, Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (P3TKT) Biro Ketenagakerjaan KBB Dewi Andani mengatakan peningkatan kasus IMS di KBB dipicu oleh rendahnya pendidikan masyarakat dan tingginya tekanan ekonomi. Warga Bandung Barat tidak punya pilihan lain ketika berada dalam kondisi kelangkaan atau tertimpa masalah utang, baik ke hiu atau pinjaman online. Pilihan itu diambil karena ada iming-iming gaji tinggi atau jaminan uang muka. Berdasarkan penelusuran mereka, warga berangkat ke luar negeri menjadi PMI karena diberikan uang muka awal sebesar Rp 5-10 juta untuk keluarga yang ditinggalkan. “Warga Bandung Barat yang menjadi PMI ilegal mayoritas berasal dari wilayah selatan antara lain Kecamatan Cihampelas, Cililin, Sindangkerta, Saguling, Rongga, dan Gununghalu,” ujarnya. Baca juga: Mendes Minta Pemda Prioritaskan Pembangunan Desa
Leave a Reply