Jakarta (ANTARA) – Kasus dugaan aktivitas seksual terhadap siswa di Pondok Pesantren Ad-Diniyah, RT 09/RW 07, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, telah diselidiki.
Ya, kasusnya sudah dalam tahap penyidikan, kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, di Gedung Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Kamis.
Nicolas mengatakan ada dua orang yang melakukan kejahatan tersebut. Namun pihaknya hanya menangkap seorang guru salah satu sekolah pendidikan Islam.
Sementara satu pelaku lainnya yang merupakan pemilik Pondok Pesantren Ad-Diniyah masih dalam pemeriksaan. “Sejak dia menghilang, kami terus mengejarnya,” kata Nicolas.
Sedangkan yang meninggal dunia berjumlah lima orang, kata Nicolas, dan ada dua laporan polisi dari dua pria pelaku perzinahan (sodomi).
Jadi ada tiga korban untuk satu tersangka dan dua korban untuk satu tersangka. Jadi, dua laporan polisi, kata Nicolas.
Nicolas belum bisa memberikan penjelasan lebih lengkap terkait kasus sodomi yang terjadi di Sekolah Kebangkitan Islam Ad-Diniyah.
Sebelumnya, salah satu warga yang turut serta dalam penangkapan pelaku bernama KH, Rudi (49), mengaku menangkap dan menyaksikan langsung saat ditangkap polisi dari Polsek Duren Sawit pelaku dan keempat korbannya.
“Awalnya karena saya baru pulang kerja, tiba-tiba masyarakat Desa Tipar kesusahan, di sini katanya ada pencabulan,” ujarnya.
Pelaku pemilik hotel syariah KH ditangkap. Empat orang pria juga mengalami luka-luka, kata Rudi saat ditemui di Pondok Pesantren Ad-Diniyah, RT 09/RW 07, Kelurahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (15/1).
Keempat orang yang ditangkap, menurut Rudi, merupakan siswi salah satu pesantren asal Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Juga saat itu, setahu saya, korbannya empat orang, berusia sekitar 18-19 tahun, sudah memiliki kartu identitas,” ujarnya.
Leave a Reply