Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Virus HMPV di Jakarta masih aman, warga diminta tetap tenang

Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan Daerah DKI Jakarta menyatakan perkembangan virus Human Metapneumovirus (HMPV) saat ini masih tergolong aman dan masyarakat harus tenang.

“HMPV ditemukan pada tahun 2001. Oleh karena itu, berbeda dengan COVID-19 yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019, virus ini bukanlah virus baru,” kata Kepala Dinas Kesehatan Daerah DKI Jakarta Ani Rupitawati di Jakarta, Kamis.

HMPV merupakan salah satu dari sekian banyak patogen atau agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang terjadi hampir sepanjang tahun pada saluran pernapasan atas dan bawah.

Ani menjelaskan, gejala umum penderita ISPA yang disebabkan oleh virus atau patogen lain sama saja, seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.

Jika infeksi terjadi pada saluran pernafasan bagian bawah, bronkitis berubah menjadi pneumonia atau radang paru-paru. Setidaknya ada 23 patogen atau agen penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus influenza A dan B, Adenovirus, Coronavirus, dll.

“Kami mengimbau masyarakat tidak panik dan waspada,” ujarnya.

Meskipun sebagian besar pasien ISPA akibat HMPV tidak mengalami penyakit yang serius, namun pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksinya dapat menjadi lebih parah dan memerlukan pengobatan bagi pasien.

Upaya preventif untuk mencegah penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari infeksi dengan etika batuk, sering mencuci tangan, dan memakai masker saat sakit.

Saat ini, jumlah penderita ISPA dan pneumonia semakin meningkat. “Mulai November 2024, pola ini relatif berulang setiap tahunnya, dengan kasus ISPA yang meningkat di akhir tahun hingga awal tahun,” ujarnya.

Berdasarkan data survei, sejak tahun 2022, kasus ISPA akibat HMPV meningkat di Jakarta. Virus penyebab ISPA selain HMPV saat ini banyak beredar dan yang tersering adalah virus influenza A H1N1 pdm2009, rhinovirus, dan virus syncytial pernapasan.

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan selama ini, jumlah penderita ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (hingga Oktober 2023), dan 100 kasus (2024).

Informasi tersebut akan terus kami kumpulkan dengan berkoordinasi dengan berbagai fasilitas kesehatan dan laboratorium di Jakarta, kata Ani.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengenalan gejala ISPA dan pencegahan penyakit.

Kemudian cegah dengan batuk secara sopan, menggunakan masker saat sakit, mencuci tangan dan menjalani pola hidup sehat untuk memperkuat imunitas tubuh.

Selain itu, Dinas Kesehatan Daerah (Dinkes) DKI juga menyiapkan fasilitas untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular.

“Kami akan memperkuat sistem peringatan terhadap potensi epidemi dengan mengembangkan sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium,” ujarnya.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sistem surveilans ILI&SARI (Influenza dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang sudah ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *