ISTANBUL (ANTARA) – Korea Utara meluncurkan rudal balistik pertamanya pada tahun 2025 menuju Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, pada Senin (1 Juni), dua minggu sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump.
Korea Utara tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang mengkonfirmasi peluncuran tersebut.
Kepala Staf Gabungan menyatakan bahwa rudal ini tampaknya memiliki rudal jarak menengah dengan perkiraan jangkauan 3.000 hingga 5.500 km, namun analisis masih terus dilakukan.
Menurut Kepala Staf Gabungan, senjata ini ditembakkan di wilayah Pyongyang. Peluncuran tersebut dilakukan ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Seoul di tengah krisis politik di Korea Selatan.
Kantor Perdana Menteri Jepang melaporkan bahwa sebuah rudal balistik yang diyakini diluncurkan oleh Korea Utara mendarat di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Pihak berwenang Jepang telah meminta tindakan untuk melindungi keselamatan pesawat, kapal, dan aset lainnya sambil mempersiapkan kemungkinan kecelakaan.
Blinken mengutuk peluncuran rudal Korea Utara pada konferensi pers di Seoul.
“Kami mengutuk peluncuran rudal hari ini oleh Korea Utara, yang sekali lagi melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan,” kata Blinken, menggunakan akronim nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Korea.
Blinken akan mengunjungi Korea selama dua hari dan akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Cho Tae-yeol pada 20 Januari sebagai kunjungan terakhirnya. Trump mulai menjabat.
Blinken juga menyinggung hubungan Korea Utara dan Rusia pada konferensi pers tersebut. Dia mengatakan Korea Utara “menerima senjata dan pelatihan militer dari Rusia.”
“Kami punya alasan untuk percaya bahwa Moskow bermaksud berbagi teknologi satelit dan luar angkasa dengan Korea Utara,” tambahnya.
Blinken juga menyebutkan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara, dan mencatat bahwa pemerintahan Biden “berusaha untuk berkomunikasi tanpa syarat dengan Korea Utara dalam beberapa kesempatan.”
“Pada kenyataannya, respons yang kami terima adalah aktivitas yang semakin provokatif, termasuk peluncuran rudal,” kata Blinken.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply