Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kecelakaan Jeju Air jadi tragedi terburuk penerbangan Korsel

SEOUL (Antara) – Dari 179 orang di dalam pesawat yang jatuh saat mendarat di bandara di Korea Tenggara, kecuali dua orang, semuanya tewas, kata media pada Minggu (29/12). Informasi dari petugas pemadam kebakaran setempat.

Waktu setempat dengan 179 korban, menjadikannya yang paling mematikan dalam sejarah Korea sejak bencana tahun 1993.

Pesawat tersebut dilaporkan membawa 175 penumpang, termasuk 173 warga Korea Selatan dan dua warga negara Thailand, serta 6 anggota pesawat tersebut jatuh saat hendak mendarat di Bandara Internasional Muan, 290 kilometer barat daya ibu kota Seoul. Korea Selatan.

Jeju Air Penerbangan 7C2216 dari Bangkok, Thailand mendarat tanpa roda, tergelincir keluar landasan, menabrak dinding luar pesawat, terbelah dua dan terbakar.

Setelah pesawat ditembak jatuh, hanya dua awak yang selamat dan sebagian besar mengalami luka berat.

Petugas pemadam kebakaran yakin serangan burung yang merusak roda pendaratan mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu.

Setelah upaya pendaratan pertama, pesawat berputar di udara, mengira hal itu disebabkan oleh roda pendaratan yang rusak, dan mencoba melakukan pendaratan lunak kedua (prosedur pendaratan darurat di mana pesawat mendarat tanpa melepas rodanya). bahaya.

Tayangan televisi menunjukkan kepulan asap hitam mengepul dari Boeing 737-800 saat terbakar. Gambar lain menunjukkan mesin sayap kanan pesawat mengeluarkan asap dan api sebelum mencoba mendarat.

Seorang pejabat dari Kementerian Pertanian, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan televisi bahwa data penerbangan dan rekaman audio telah selesai untuk menyelidiki kecelakaan pesawat tersebut.

Kementerian menambahkan, diperlukan waktu beberapa bulan hingga bertahun-tahun untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan keadaan berkabung selama seminggu pada hari Minggu atas tragedi tersebut.

Pada pertemuan Pusat Penanggulangan Bencana, Choi mengatakan pemerintah akan menetapkan tujuh hari hingga tengah malam pada tanggal 4 Januari 2025 sebagai masa berkabung nasional dan akan mendirikan altar peringatan di 17 kota dan provinsi untuk menyampaikan belasungkawa kepada para korban.

Selama periode ini, pegawai pemerintah di semua departemen, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah mengenakan pita duka dan berjanji akan mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa dengan menyelidiki secara menyeluruh penyebab kecelakaan tersebut.

Choi menyampaikan belasungkawanya kepada para korban dan keluarga mereka, seraya menambahkan bahwa distrik Muan adalah daerah bencana khusus untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada keluarga almarhum dan para korban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *