Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus) membekali staf pengembangan manusia dan tim dukungan keluarga dengan keterampilan komunikasi interpersonal (KAP), menyusul fakta bahwa sekitar 1.000 anak setempat masih dipastikan mengalami keterlambatan tumbuh kembang hingga Juli 2024. .
“Kepemimpinan KAP diterapkan pada Tim Staf Pembangunan Manusia dan Dukungan Keluarga yang bekerja sama dengan Subbagian Pemberdayaan Anak, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), serta melalui kampanye tiga saluran yang masif oleh Subbidang Komunikasi dan Informatika. Divisi. – Dinas,” kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari saat dihubungi di Jakarta, Rabu. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap upaya Pemkot Jakarta Pusat dalam mencegah dan mengatasi kasus stunting di wilayah tersebut. kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya pada beberapa platform di masyarakat.
Pengembangan KAP ini berkaitan dengan penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah untuk memberikan informasi dan pendidikan kesehatan terkait faktor risiko stunting dan posyandu. Baca Juga: Kurangi Stunting, Jaksel Edukasi Orang Tua tentang Konseling Kelompok Seimbang, Kelas Ibu Hamil, Pemberian Makan Bayi dan Anak (IYCF), Launching Sanitasi Masyarakat Menyeluruh (STBM) dan Pengendalian Malaria dengan Libatkan Partisipasi Masyarakat. “Tenaga kesehatan Puskesmas harus dibekali kemampuan komunikasi interpersonal untuk menunjang peran dan tugasnya, khususnya dalam perubahan perilaku untuk mempercepat pencegahan stunting,” ujarnya.
Risma berharap metode KAP dapat menjadi metode yang efektif dalam mempercepat program pencegahan stunting di Indonesia hingga mengubah perilaku masyarakat. Selain itu, kata Risma, pihaknya juga melakukan upaya sesuai petunjuk teknis yang ada, antara lain dengan melakukan intervensi khusus di bidang kesehatan melalui pendekatan program kesehatan terhadap keluarga sasaran berisiko stunting dan merujuk anak dalam masa tumbuh kembang ke rumah sakit setempat. serta intervensi non-kesehatan yang sensitif.
“Kemudian peningkatan akses pangan bergizi oleh Sudin KPKP. Selain itu, kami juga telah melaksanakan program Jakarta Action (kami bergerak ke arah mengatasi masalah stunting) dengan CSR di lokasi-lokasi khusus stunting dalam memberikan makanan tambahan kepada anak-anak yang berisiko. stunting,” ucapnya. Baca juga: Libatkan Ahli, Jakbar Intervensi 400 Anak dengan Tanda Keterlambatan Tumbuh Kembang. Ia menegaskan, seluruh upaya disebar melalui tiga jalur utama atau jalur massal yakni melalui berbagai media sosial milik pihak terkait. laman resmi website Jakarta Pusat dan tatap muka Berdasarkan hasil intervensi stunting bulan Juli 2024, data anak stunting yang dikonfirmasi oleh Suku Dinas Kesehatan Pusat Jakarta 1080. Rinciannya, Mukim Tanah Abang memiliki 213 anak yang tersebar di Mukim Bendungan Bawah dengan 48 kasus, Kebon Kacang (33), Kampung Bali (30), Petamburan (37), Karet Tengsin (13), Melati Kebon (48). . dan Kekacauan (4).
Kemudian di Kecamatan Sawah Besar terdapat 160 anak muda yang tersebar di Kecamatan Karang Anyar (46), Mangga Dua Selatan (55), Kartini (27), Pasar Baru (15) dan Gunung Sahari Utara (17). . Kemudian di Kecamatan Johar Baru terdapat 135 anak yang tersebar di Tanah Tinggi Mukim dengan kasus 43, Johar Baru (13), Galur (49) dan Kampung Rawa (30).
Leave a Reply