JAKARTA (ANTARA) – Uni Reni (44 tahun) tampak bahagia. Ibu empat anak itu langsung memenuhi perintah Lotek kepada pengunjung yang memadati kompleks Islamic Center Surau Kaba Inyak Tua di Desa Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Sabtu (9/11).
Selain Lotek, Uni Reni juga menyajikan kopi, teh, dan makanan ringan seperti pisang raja goreng, tahu, tempe, lantong, dan mie instan. Tak lupa telur goreng, jengkol balado, dan nasi bungkus daun pisang serta ikan teri yang sangat populer di Sumatera Barat. Bersama anak-anaknya, Uni Renee menerima pesanan pengunjung.
Surau Ka’bah merupakan tempat wisata religi baru yang baru-baru ini diumumkan di media sosial setelah diresmikan pada 10 Agustus 2024 oleh Gubernur Sumbar Mahildi Ansharullah.
Sesuai dengan namanya, bangunan tersebut merupakan replika lengkap Ka’bah, layaknya bangunan asli di Mekkah, dan berdiri megah di atas tanah seluas satu hektar milik tokoh masyarakat setempat, Ustadz Benny Warlis Datuk Tan Batua. Dihiasi kaligrafi di sekeliling dinding atas bangunan, serta representasi batu hitam, pengunjung serasa berada di kota suci Mekkah.
Kondisi tersebut menyebabkan Surau Ka’bah dirusak dan diserang oleh pengunjung, khususnya para ibu-ibu Majelis Taklim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah.
Kaba Surau, 10 kilometer sebelah timur kota Bukittingi, tiba-tiba mengubah penampilan Desa Panampuang sebagai tempat keagamaan yang istimewa. Ribuan wisatawan lokal berbondong-bondong memuaskan rasa penasarannya terhadap Surau yang pembangunannya hingga saat ini melebihi Rp 2 miliar. Semua biaya berasal dari kantong Ustad Benny.
Berdasarkan rencana jangka panjang, anggarannya pasti akan bertambah karena Surau dilengkapi dengan fasilitas olahraga seperti futsal, basket, pencak silat, dan taman bermain anak.
Berpenduduk sekitar 6.000 jiwa, desa yang kesehariannya sepi, kini dikenal masyarakat tidak hanya di Kabupaten Agam, tapi juga di Sumatera Barat dan provinsi tetangganya, yakni Riau dan Jambi. Lebih dari 20.000 wisatawan lokal mengunjungi Surau Ka’bah dalam tiga bulan terakhir.
Ibarat magnet, Surau Ka’bah menarik banyak orang untuk berkunjung. Motivasi mereka berubah. Setelah melihat Surau di berbagai media sosial, beberapa orang melakukannya sendiri untuk memuaskan rasa penasarannya. Ada yang memang ingin tahu suasana berada di Tanah Suci. Setiap minggunya, rata-rata jumlah pengunjung mencapai seribu orang dalam sehari.
Kini perekonomian Tanah Air mulai tumbuh subur dengan hadirnya para pengusaha UMKM yang menjual berbagai produk mulai dari set padang, kebab, lotek, es cendal, popcorn, lantang, bakso dan berbagai jenis makanan kering. UMKM juga menampilkan souvenir seperti gantungan kunci, kaos dan barang khas Tanah Air.
Kebijakan Benny Warlis, pendiri dan pengelola Surau Kaba, untuk membuka pusat penjualan disambut baik oleh para pedagang tidak hanya dari Desa Panampuang tetapi juga dari desa lainnya.
Uni Reni termasuk salah satu yang merasakan manfaat dari kehadiran Surau Ka’bah. Meski enggan menyebutkan pendapatan dari usahanya, wanita berkulit sawo matang ini menegaskan, kehadiran Surau Ka’bah merupakan berkah bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat lainnya.
Surau Ka’bah merupakan aktivitas perekonomian yang vital di kawasan tersebut. Mereka kini sudah bisa membuka toko karena jumlah pengunjungnya semakin hari semakin meningkat.
Sementara itu, Ny. Yanti, seorang pedagang sate, mengalami peningkatan penjualan yang sangat besar sejak berbisnis di komplek Surau Kaba, terutama setiap akhir pekan. Wanita yang kerap berbisnis di Pasar Aur Bukittinggi ini mengaku bisa mendapatkan penghasilan Rp500.000,-lebih dari Rp100.000 hingga Rp200.000 sehari.
Surau di Bankik
Ustadz Benny mengungkapkan, sejarah dibangunnya Kaba Surau bermula dari mimpi untuk mengembalikan fungsi Surau sebagai lubang Candradimuka yang sudah mengakar dalam masyarakat Minangkabau sejak dahulu kala.
Selain sebagai pusat edukasi ilmu pengetahuan dan agama masyarakat, mantan Komisaris Pimpinan Panampuang Bank Nagar ini ingin menghidupkan kembali aktivitas UMKM di desa dan sekitarnya. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan ruang kosong bagi dunia usaha, serta tempat parkir untuk dua dan empat mobil.
Surau telah diposting di internet sebagai sarana pembelajaran, tidak hanya tentang agama, tetapi pembelajaran tentang percakapan dan budaya. Bahkan, ada tempat peristirahatan bagi mereka yang sudah selesai bekerja seperti petani atau pedagang, kata Benny yang akan menjadi Presiden Agam periode 2024-2029.
Saat ini salah satu kegiatan rutin Zulhendra Khatib Bandaro yang diyakini sebagai pemilik Surau Ka’bah adalah media pengajaran khususnya bagi siswa SMA di Kabupaten Agam dan Kota Bukittingi. Pelatihan dilaksanakan di lantai dua gedung yang dilengkapi dengan tenaga ahli dari wartawan senior Kantor Berita Antara asal Jakarta.
Hingga saat ini, lebih dari 200 siswa sekolah dasar telah mengikuti pelatihan tersebut. Mereka bersyukur mendapat bantuan dari banyak sponsor sehingga bisa memberikan makanan, jajanan, dan alat tulis gratis kepada seluruh peserta.
Menurut Julhendra yang juga seorang ustadz, segala aktivitas yang terjadi di Surau Ka’bah tidak disangka-sangka dan cepat menyebar berkat media sosial. Hampir seluruh pengunjung, terutama kaum muda, membuat konten dan kemudian mempostingnya di media sosialnya.
Julhendra, yang juga seorang pengacara, mengamini istilah surau serupa dengan gubuk sederhana di pinggir persawahan desa-desa Sumatera Barat pada zaman dahulu, tempat anak-anak dan remaja belajar mengaji dan silat. Saat itu, dia tidak sedang tidur di rumah orang tuanya, melainkan di Surau.
Seiring berjalannya waktu, Ustadz Benny, Julhendra dan masyarakat Desa Panampuang pada umumnya berharap Surau Kaba dapat menjadi tempat kegiatan UMKM, pariwisata, pendidikan agama serta budaya dan olah raga. Pemuda dan pemuda kembali ke Surau dengan rumah kokoh seperti Ka’bah Surau. Sekelompok pelajar sekolah di Bukittinggi berdiri di depan Islamic Center Surau Kaba Inyak Tua, pusat wisata religi yang baru dibuka di Desa Panampuang, Provinsi Ampek Angkek, Sumatera Barat, Sabtu (9/11). ) (atman ahdiyat / celah)
Leave a Reply