Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

DPR RI: Perlu kemudahan akses perumahan MBR dalam program 3 juta rumah

Jakarta (Antara) – Komisi V DPR RI meminta pemerintah menyederhanakan administrasi dan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) harus dipersiapkan agar mereka mudah mengakses pembiayaan tiga juta perumahan dan program perumahan.

Dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perumahan Rakyat dan Perumahan Rakyat Marurar Sirait di Jakarta, Senin, Ketua Komisi V DPR RI Lazarus menyampaikan beberapa tantangan utama dalam mencapai target tiga juta rumah per tahun. Seiring dengan rumitnya proses perencanaan, persoalan batas lahan dan kepemilikan lahan menjadi tantangan yang harus diatasi.

“Kita perlu memperbanyak tempat untuk membangun gedung-gedung tinggi, baik rumah tersendiri maupun rumah swadaya, serta penyediaan perkantoran dan fasilitas rumah skala kecil,” kata Lazarus.

Ia juga menyoroti tantangan pendanaan lintas departemen antar berbagai kementerian/lembaga yang seringkali menghambat laju kerja pemerintah. Karena delapan kementerian/organisasi bertanggung jawab terhadap sektor perumahan, perlunya hubungan yang kuat ditekankan untuk mengatasi kompleksitas masalah dan mencapai target tiga juta rumah.

“Indonesia paling rumit dalam pendanaan sektor ini. Hal ini menghambat penjualan layanan pemerintah,” tegasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Lazaros menyampaikan, meski pemerintah mengalokasikan dana yang besar untuk perumahan, lebih dari Rp 100 triliun dalam lima tahun terakhir, namun tidak baik membangun rumah yakni hanya 2,8 juta rumah. Mengerti.

Untuk itu, ia menekankan perlunya inovasi mencari sarana finansial lain untuk mengatasi permasalahan anggaran dan mencapai target tiga juta rumah per tahun.

Dia menekankan perlunya memastikan bahwa tanah tersebut legal untuk dibangun. Upaya preventif perlu dilakukan agar status hukum tanah yang digunakan untuk pembangunan perumahan tidak menimbulkan permasalahan hukum di kemudian hari.

“Dari Komisi V DPR RI kami bertekad mendukung hal tersebut, apalagi sasaran kami adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat membutuhkan bantuan negara untuk memberikan hak memiliki rumah,” tutupnya.

Di saat yang sama, Marrar menegaskan timnya akan terus berusaha mencari cara baru untuk mencapai target tiga juta rumah per tahun di tengah krisis anggaran.

Anggaran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pembangunan perumahan sebesar Rp5,078 triliun pada tahun 2025, menurun menjadi Rp14,3 miliar pada tahun 2024.

Marurar sebelumnya mengatakan, salah satu cara untuk mencapai target tiga juta rumah adalah dengan memanfaatkan rumah kosong yang belum tersedia di mana-mana.

Upaya lainnya adalah dengan menukarkan tanah sitaan oknum koruptor dengan perumahan rakyat, termasuk aparatur sipil negara (ASN) dan anggota TNI-Polri.

Di antara lahan pengambilalihan yang dapat berkontribusi pada program ini adalah 1.000 hektar lahan di Banten yang disita dari oknum koruptor oleh Kejaksaan Agung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *