Manado (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) membantu petani menanam cabai menggunakan teknologi pertanian digital di kota Kutmubagu, Provinsi Sulawesi Utara (Sulot).
“Teknologi ini pertama kali diterapkan di Sulut,” kata Direktur BI Sulut Andri Prasmuku di Manado, Rabu.
Dikatakannya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas komoditas pertanian lokal, khususnya cabai rawit.
Menurutnya, penanaman cabai rawit dilakukan dengan menggunakan teknologi pertanian digital atau digital farming di Kelompok Tani Berkah, Desa Pobundayan, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu.
Teknologi pertanian digital yang digunakan di lahan cabai rawit Poktan Berkah pada dasarnya adalah sistem irigasi pintar yang dikembangkan oleh Habibi Garden, Kota Bandung, Jawa Barat, yang bergerak di bidang teknologi pertanian.
Andrey menjelaskan, teknologi yang diberi nama Habibi Grow ini memungkinkan proses penyiraman tanaman, pemberian pupuk, dan pestisida otomatis melalui aplikasi Habibi Garden yang tersedia di smartphone.
Fitur lain dari teknologi pertanian digital ini adalah Habibi Nutrition Pro yang merupakan sensor tanah dan cuaca. Teknologi ini memungkinkan petani memantau secara real time keasaman dan alkalinitas (pH) tanah serta berbagai unsur hara tanah seperti natrium (N), fosfor (P) dan kalium (K).
Hal ini dapat meningkatkan akurasi pemberian pupuk tanaman sehingga berdampak pada efektivitas biaya produksi.
“Penanaman cabai rawit dengan menggunakan teknologi digital ini merupakan bukti pengabdian Bank Indonesia sebagai bagian dari TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) dalam membantu terciptanya swasembada pangan seperti yang dicita-citakan Presiden Indonesia,” ujarnya pula.
Penerapan teknologi digital menjadi trigger atau pemicu bagi para petani khususnya di Kotambogo untuk menjadi lebih modern dengan penggunaan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi.
Pj Wali Kota Kutambugo Abdullah Mukoginta menegaskan, hal ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan stok pangan untuk menekan inflasi khususnya di Kutambugo.
“BI Sulut memberikan perhatian kepada petani di Kutambugo untuk yang kesekian kalinya,” ujarnya pula.
Dalam hal ini, BI Sulut juga menjadi lembaga pertama yang mulai memanfaatkan teknologi pertanian di lahan petani Kutmubagu.
“Kami yakin dengan bantuan teknologi digital, produktivitas petani akan meningkat dan berdampak pada kecukupan stok pangan,” ujarnya lagi.
Kelompok Tani Berkah merupakan kelompok petani binaan BI Sulut sejak tahun 2020.
Puktan yang memiliki luas aktif 11 dunam (ha) fokus pada penanaman bawang merah, cabai rawit, dan tomat.
Rata-rata produktivitas sektor pertanian ini sebelum budidaya bawang merah digital adalah 11 ton/ha, tomat 23 ton/ha, dan cabai rawit 8 ton/ha.
Dengan pertanian digital BI Sulut diharapkan produktivitasnya terus meningkat.
Leave a Reply