JAKARTA (ANTARA) – Taman Margasatwa Ragunan (TMR) di Jakarta Selatan kini memiliki logo baru bergambar jejak orangutan, bangkai harimau, elang bondol, dan gading gajah setelah menempel logo berusia 44 tahun itu.
“Logonya di Ragunan sudah ada sejak tahun 1981, dan tidak pernah berubah. Makanya logonya bergambar seperti majalah Bobo. Karena ada Bona, Rong Rong dan lain-lain,” kata Kepala Taman Kota Jakarta. dan Dinas Kehutanan Bayu Megantara di Jakarta, Rabu.
Cetakan orangutan, gigi harimau, gading, dan gigi elang dipadukan menjadi satu kesatuan kayu.
“Warnanya hijau lalu bagian bawahnya coklat. Jadi menggambarkan daratan dengan kehijauannya. Karena TMR itu kawasan konservasi,” kata Bayou.
Jejak orangutan merupakan fauna khas Indonesia dan mewakili TMR yang merupakan rumah bagi Pusat Primata Schmutzer.
Kemudian elang bondol yang melambangkan maskot kota Jakarta, belalai harimau, dan gading gajah melambangkan kekuasaan dan status.
Peluncuran logo baru TMR ini bertepatan dengan peresmian maskot TMR yaitu Elbo yang berbentuk burung elang botak.
“Tahun ini peresmian logo dan maskot baru akan kami selesaikan pada akhir tahun 2024,” kata Bayu.
Taman Margasatwa Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Batavia (sekarang Jakarta) dengan nama “Planten en Dierentuin” dan dikelola pertama kali oleh Perkumpulan Flora dan Fauna Batavia (Culture Vereeniging Planten et Dierentuin Batavia).
Taman ini terletak di atas tanah seluas 10 hektar, Jalan Chikini Raya 73, sumbangan seniman kenamaan Indonesia Raden Saleh.
Dengan berkembangnya Jakarta, Chikini tidak cocok untuk pameran hewan. Pada tahun 1964, pada masa Gubernur DCI Jakarta, dr. Soemarno membentuk badan persiapan pelaksanaan pembangunan kebun binatang, dengan memindahkannya dari Jalan Chikini Raya 73 ke Pasar Minggu di Jakarta Selatan. TH. Umboh. ,
“Bagian depan TMR kawasan Chikini dan Ahamdulilla dibuka pada tanggal 22 Juni bertepatan dengan HUT Kota Jakarta tahun 1964. Jadi hampir sekarang, kalau sekarang tahun 2024, berarti 60 tahun,” jelas Bai.
Destinasi wisata ini sangat cocok sebagai destinasi edukasi dan rekreasi karena memungkinkan pengunjung melihat dan belajar berbagai jenis hewan sambil menikmati suasana alam.
Leave a Reply