Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Rupiah dinilai sulit untuk “rebound” secara signifikan

Jakarta (ANTARA) – Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai rupiah sulit pulih signifikan terhadap dolar AS.

“Kalau tidak ditutup, rupiah akan pulih dan pemulihannya sulit,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Rupee sedang berjuang untuk pulih karena indeks dolar AS mencapai level tertinggi baru dalam dua tahun, yakni 109,96 pada Jumat (10/1) dan 109,65 pada hari ini.

Antisipasi investor terhadap data inflasi AS yang dirilis pekan ini diperkirakan menjadi kunci penguatan dolar AS dan tekanan terhadap rupee pada pekan ini.

Inflasi inti AS diperkirakan meningkat sebesar 0,3 persen (bulanan) pada bulan tersebut menjadi 2,8 persen dari 2,7 persen.

Secara keseluruhan, rupee dan mata uang lokal melemah secara signifikan terhadap dolar AS karena data Non-Farm Payroll (NFP) AS bulan Desember 2024 tercatat sebesar 256 ribu, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 212 ribu.

“Data perdagangan Tiongkok yang kuat dan lebih baik dari perkiraan telah meredam pelemahan rupee,” kata Lukman.

Tercatat, data perdagangan Tiongkok yang dirilis pagi ini menunjukkan surplus sebesar $104,84 miliar, lebih baik dari perkiraan sebesar $99,80 miliar.

“Aktivitas ekonomi Tiongkok meningkat karena kuatnya permintaan AS sebelum Trump menjabat dengan tarif tambahan,” ujarnya.

Pada perdagangan antar bank di Jakarta, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 93 poin sebesar 0,57 poin pada akhir perdagangan hari ini, setelah sebelumnya diperdagangkan pada Rp 16.283 per dolar.

Nilai tukar Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) melemah menjadi Rp16.281 per dolar pada Senin dari Rp16.194.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *