JAKARTA (ANTARA) – Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) merupakan langkah untuk memastikan kelangsungan hidup petani, kata Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori. Dapatkan insentif keuangan yang memadai.
Menurut Khudori, kenaikan SES antara 8,3 persen hingga 10,8 persen merupakan wujud menjaga semangat petani menanam padi.
“Peningkatan SES ini harus dinilai di saat biaya produksi beras sedang naik,” kata Xudori saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Khudori mengatakan, peningkatan SES (sedang dan tinggi) gabah dan beras yang dibeli Bulog tanpa kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) Bulog dapat dilihat sebagai salah satu cara untuk memberikan peluang bagi Bulog untuk meningkatkan produktivitas. Pasokan gabah/beras dari produksi lokal.
Produksi padi diperkirakan melimpah pada Maret-Mei 2025. Menurut Khudori, saat inilah yang paling tepat mengonsumsi gabah atau nasi bulog.
Selain itu, Khudori mengatakan kebijakan peningkatan SES tidak lepas dari keputusan pemerintah untuk tidak mengimpor beras lagi pada tahun ini. Artinya, beras tidak diimpor ke Bulog dalam beberapa tahun terakhir.
“Tahun 2023, impor beras Bulog mencapai 3,06 juta ton dan tahun 2024 mencapai sekitar 3,5 juta ton. Karena tidak ada impor, maka Bulog harus memaksimalkan penyerapan produksi dalam negeri,” kata Khudori.
Khudori meyakini, jika daya serap gabah atau beras Bulog sudah dirasa mencukupi, maka pemerintah akan menerapkan HET baru untuk beras.
Dijelaskannya, gabah merupakan bahan masukan produk beras. Ketika harga input atau bahan baku naik, maka harga produk yaitu beras pasti akan naik.
“Bagi penggilingan padi, khususnya penggilingan padi kecil, waktu panen adalah waktu kerja, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan gabah di musim panen ini,” ujarnya.
Tapi, jika HET beras tidak dinaikkan, maka penggilingan punya dua pilihan, yaitu menjual beras sesuai HET tapi membiarkan kualitasnya dan menjual beras sesuai standar tapi di atas HET, kata Khudori.
Pemerintah menaikkan SES dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram untuk GKP di tingkat petani melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Sedangkan GKP di pabrik naik dari Rp6.100 menjadi Rp6.700 per kg.
Di gudang BULOG, harga pembelian beras kualitas 100 persen, air maksimal, butiran pecah, dan semolina naik masing-masing sebesar 14 persen, 25 persen, dan 2 persen, dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu.
Leave a Reply