JAKARTA (ANTARA) – Perdana Menteri Budi Santoso mengatakan pertumbuhan penjualan ritel Indonesia akan mencapai 5 persen pada tahun 2025.
“Tapi yang penting bagus itu bagus. Pertumbuhan yang baik berasal dari ekosistem yang baik. “Jangan tumbuh sendiri, tumbuh bersama,” kata Budi pada acara “UMKM Gathering Indogrosir Se-Jabodetabek” yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, Minggu.
Budi menjelaskan, pertumbuhan ritel ke depan didorong oleh kolaborasi antara department store dan convenience store.
Menurut dia, Kerja sama seperti ini dapat meningkatkan efisiensi retailer Indonesia.
Kemitraan ini memungkinkan toko kelontong yang sebelumnya terpinggirkan kini bisa berkembang berdampingan dengan toko-toko yang ada saat ini. Menghilangkan persaingan yang ketat dan memungkinkan kolaborasi.
“Katakanlah pasar sedang berjuang seperti itu di masa lalu. Semua toko ini sepertinya saling bersaing. Jadi sekarang kamu adalah pasangannya. Terutama rekan kerja untuk berbagi barang-barang rumah tangga. Jadi ini adalah cara paling efektif untuk menjual barang-barang rumah tangga. Bisnis yang paling efisien. “Jadi semuanya terintegrasi dalam ekosistem bisnis,” jelasnya.
Pada saat yang sama, Chief Operating Officer Indogrosir Anton Prasetyo memperkirakan penjualan ritel Indonesia bisa mencapai 5 persen pada tahun depan.
Namun, ia mengingatkan untuk fokus pada lemahnya daya beli masyarakat yang akan berdampak pada pertumbuhan pasar ke depan. Lihat kinerja toko saat ini; Diakui Anton, daya beli masyarakat saat ini sedang lemah.
Ia mengharapkan daya beli masyarakat semakin membaik untuk mendukung kinerja pasar ritel Indonesia ke depan.
“Kami berharap permintaannya tidak berkurang. Sehingga bisa tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Pada saat yang sama, Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) Juli 2024, Indeks Penjualan Riil (IPR) mengalami peningkatan setiap tahunnya. IPR-nya sebesar 212,4 atau meningkat 4,5 persen (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh makanan, Sektor ketenagalistrikan mencatat pertumbuhan yang berkelanjutan dalam penjualan barang konsumsi serta peralatan listrik dan elektronik, terutama didorong oleh kelompok minuman dan tembakau serta kelompok tekstil.
Dalam satu kuartal, Toko ritel mengalami penurunan sebesar 7,2 persen (mtm) seiring kembali normalnya permintaan pasca Idul Adha.
Leave a Reply