Ulan Batorkb (ANTARA) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing berencana menggelar forum bisnis di Mongolia untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata.
“Rencananya kami akan mengadakan pertemuan bisnis di sini di Ulan Bator, mungkin pada bulan April tahun depan atau pada waktu lain yang tepat bagi para pengusaha kedua negara,” kata Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok-Mongolia Djauhari Oratmangun di Ulaanbaatar, Mongolia, Selasa.
Hal itu disampaikan Djauhari saat bertemu dengan Presiden Kadin Mongolia, Tur-Od Lkhagvajav, pada acara “Indonesia-Mongolia Business Luncheon” yang juga dihadiri oleh beberapa perwakilan kementerian Mongolia dan pejabat terkait KBRI. di Beijing.
“Sebenarnya saya kurang begitu senang dengan angka perdagangan antara Indonesia dan Mongolia, mengingat angka tersebut masih tergolong rendah, padahal sejarah kita sangat panjang, bahkan sebelum kemerdekaan, hubungan masyarakat kita sudah terjalin sejak ribuan tahun yang lalu,” kata Dubes Djauhari.
Perdagangan kedua negara diketahui tumbuh sebesar 12,8 persen pada tahun 2022 hingga 2023 sebesar 16,7 juta dolar AS.
Barang ekspor Indonesia ke Mongolia antara lain obat-obatan, sabun, mesin, dan produk rumah tangga. Sedangkan komoditas ekspor Mongolia ke Indonesia antara lain tembakau, bahan kimia organik, dan bahan plastik.
“Jadi tugas kita untuk meningkatkan angka tersebut, karena pada tahun 2019 hingga tahun 2020 kita mampu meningkatkan angka perdagangan, namun karena adanya COVID-19 angka tersebut kembali menurun,” pesan Dubes Djauhari.
Sementara itu, Tur-Od Lkhagvajav mengatakan, pada Februari 2024, organisasinya telah menandatangani letter of mind dengan Kadin Indonesia.
“Kami kini tidak hanya bekerja di bidang perdagangan dan hubungan perburuhan, tetapi juga perlindungan investasi, sehingga kami juga dapat memberikan layanan hukum dan konsultasi bisnis bagi pengusaha Indonesia, pengusaha yang berbisnis di Mongolia,” kata Tur-Od.
Produk utama Mongolia, kata Tur-Od, adalah produk peternakan, antara lain daging, susu, kulit, dan juga kasmir. Mongolia juga ingin menggarap bisnis produk halal.
“Baru tahun ini kita mulai mengekspor produk halal ke negara-negara Teluk Persia, misalnya daging halal, tapi menurut saya ada perbedaan sertifikasi dan standar halal di negara-negara Teluk Persia dan Asia, tapi ada baiknya untuk mengiklankan hal ini kepada pengusaha Indonesia sebagai baiklah,” kata. Tur-Od.
Leave a Reply