JAKARTA (ANTARA) – Perusahaan manufaktur komponen otomotif PT Dharma Polymetal TB (DRMA) bersiap membidik peluang di industri kendaraan listrik (EV) pada tahun 2025. DRMA telah mengembangkan “Dharma Connect”, sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik, yang terbagi menjadi lima segmen, yaitu Baterai DC (baterai dan sistem penyimpanan energi), Daya DC (stasiun pengisian daya lambat dan cepat), Motor DC . (Hub BLDC dan motor penggerak tengah), tenaga surya DC dan hibrida DC (konversi EV 2W dan 4W). “DRMA sejauh ini telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara efisien dan efektif, sehingga perbaikan yang dicapai dapat melampaui pertumbuhan industri.” Jadi, merupakan pilihan bijak kami untuk mempertahankan hasil yang baik pada kuartal keempat tahun ini sebagai persiapan menyambut tahun 2025. kata Direktur DRMA Ioriento Santoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis. Iriento menjelaskan, perseroan melihat peraturan pemerintah terkait Persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) merupakan peluang besar bagi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. Irianto mengatakan DRMA bertekad meningkatkan kemampuan keteknikannya dalam mengembangkan produk yang tidak memenuhi ketentuan persentase minimal TKDN. Hal itu merupakan upaya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlang Hartant yang mengusulkan dilanjutkannya beberapa insentif awal di tahun 2025, salah satunya insentif PPN 1 persen untuk mobil listrik. Dalam promosi ini, kendaraan listrik harus diproduksi di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40 persen, sehingga menjadi peluang besar bagi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. Lebih lanjut Irianto menjelaskan, penggunaan sepeda motor listrik di Indonesia setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kementerian Perindustrian memperkirakan akan ada 172.000 unit sepeda motor listrik di jalan-jalan Indonesia pada tahun 2024, meningkat 48% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 116.000 unit. Irianto optimistis perseroan dapat mempertahankan kinerjanya pada kuartal IV-2024, didukung dengan perbaikan sistem produksi yang berkelanjutan dan peningkatan efisiensi kerja, salah satunya dengan otomasi sistem produksi yang ditingkatkan menjadi full otomatisasi Perusahaan berharap dapat meningkatkan pendapatan manufaktur paket baterai seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri kendaraan listrik di negara tersebut melalui investasi yang ditargetkan untuk memproduksi paket baterai sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan baterai. Sementara anak usaha lainnya, PT Dharma Spesifik Parts (DPA), telah membangun pabrik baru yang akan menggandakan ruang produksi perseroan. Iriento menjelaskan, pabrik baru tersebut akan menjadi tempat pembuatan motor BLDC (Brushless Direct Current), yakni penggerak utama (motor) kendaraan listrik 2W. Saat ini, lanjutnya, ICE BLDC 2W produksi DRMA digunakan untuk bisnis konversi kendaraan listrik, dimana dengan beroperasinya pabrik baru ini otomatis akan menghasilkan sumber pendapatan baru bagi perseroan. Baterai dan BLDC ini merupakan kunci proyek konversi kendaraan roda dua listrik DRMA dengan tujuan menciptakan saluran penjualan baru bagi perusahaan, kata Irianto. Baca Juga: Penjualan Dharma Polymetal Yakin Tumbuh 25 Persen di Akhir Tahun 2323 Baca Juga: Dharma Polymetal Akan Bayar Dividen Rp 98,54 Miliar untuk FY2022 Baca Juga: RI Akan Kuasai 70 Persen Produksi Nikel Global 10 Tahun Kedepan
Leave a Reply