JAKARTA (ANTARA) – Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menjelaskan alasan pelatih baru timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong dari Belanda.
Erick mengatakan, hal ini disebabkan adanya kesamaan budaya dengan karakter pengungsi pemberdayaan Indonesia yang sebagian besar tinggal di wilayah kincir angin.
“Ya, ada banyak kemungkinan, bisa Italia, bisa Spanyol, tapi tentunya dengan jeda 2,5 bulan kami harus berusaha menjaga momentum. Momentumnya selama ini soal budaya,” kata Erick dalam jumpa pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin.
Selain faktor budaya, Menteri BUMN juga menyebut faktor komunikasi sebagai pertimbangan dalam memilih pelatih timnas Indonesia asal Belanda.
Terkait target yang dipatok pelatih baru, Erick menjelaskan targetnya adalah membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga Grup C babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan raihan enam poin dari enam pertandingan. Indonesia punya empat laga tersisa untuk menentukan nasib mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026 diadakan di ketiga negara ini untuk pertama kalinya.
Menariknya, selain gol, pelatih juga harus mengembangkan filosofi sepak bola di tim senior dan juga U-23. Pelatih yang saya wawancarai sudah memahami tujuannya. “Tujuan pribadi mereka adalah membuat sejarah bersama kami dan lolos ke Piala Dunia,” jelas Erick.
Ditanya apakah Patrick Kluivert termasuk satu dari tiga calon pelatih Indonesia, Erick tak membantahnya.
Erick mengaku bertemu dengan calon pelatih kepala baru di Eropa pada akhir Desember tahun lalu.
Di sana ia bertemu dengan tiga kandidat, termasuk Kluivert, yang kemudian memberi dirinya nama yang sama, yang menurutnya saat ini berarti pelatih dari Belanda, tempat Kluivert dilahirkan dan dibesarkan.
“Salah satu kandidat yang menyelesaikan wawancara telah disebutkan (Patrick Kluivert). Dia akan tiba di Indonesia pada 11 Januari untuk wawancara pada tanggal 12, setelah itu media bisa bertanya langsung.
Kluivert sudah tidak asing lagi dengan dunia sepak bola karena pria berusia 48 tahun ini merupakan pahlawan timnas Belanda yang pernah bermain untuk klub-klub besar seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona.
Ia menjuarai Liga Champions dan Piala Super Eropa bersama Ajax dan Liga Spanyol bersama Barcelona.
Sebagai seorang striker, ia mencetak 206 gol dalam 480 pertandingan sepanjang karirnya. Angka itu tidak termasuk 40 golnya bersama Belanda, termasuk penghargaan pencetak gol terbanyak Euro 2000 dengan lima gol saat ia memimpin negaranya ke semifinal.
Sementara itu, ayah AFC Bournemouth, Justin Kluivert, menghabiskan sebagian besar karir kepelatihannya bekerja sebagai asisten pelatih dan pelatih usia.
Kluivert baru melatih dua tim sejak meninggalkan LOSC Lille pada 2008, maksimal 1,5 tahun. Kedua tim tersebut adalah Curacao (Maret 2015 – Juni 2016) dan klub Turki Adana Demirspor (Juli 2023 – Desember 2023).
Rekornya bersama Curacao adalah 4 kemenangan, 4 seri dan 6 kekalahan dalam 14 pertandingan bersama Adana Demirspor, 8 kemenangan, 6 seri dan 6 kekalahan dalam 20 pertandingan.
Leave a Reply