Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Beijing: rencana pemimpin Taiwan ke negara Pasifik bentuk provokasi

Beijing (ANTARA) – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyebut rencana Presiden Taiwan, Lai Ching-te mengunjungi tiga negara di Pasifik merupakan cara untuk melakukan provokasi.

“Kesalahan politik Lai Ching-te dan memprovokasi orang-orang dengan menggunakan apa yang disebut “hubungan kerja sama” dengan Taiwan tidak akan menjadi masalah,” kata Lin Jian pada konferensi pers di Beijing pada hari Jumat.

Presiden Taiwan Lai Ching-te diperkirakan akan mengunjungi ketiga sekutunya di Pasifik pada 30 November 2024.

Para pemimpin Taiwan sering memanfaatkan kesempatan mengunjungi negara-negara Pasifik untuk melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat, pendukung utama dan pedagang senjata Taiwan.

Dari dua belas negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, tiga di antaranya berada di kawasan Pasifik, yakni Palau, Kepulauan Marshall, dan Tuvalu.

“Prinsip satu Tiongkok adalah norma dalam hubungan internasional dan konsensus ada di seluruh dunia,” tambah Lin Jian.

Kunjungan ini, kata Lin Jian, tidak akan menggoyahkan komitmen negaranya terhadap “Satu Tiongkok”.

“Kami mendesak negara-negara terkait untuk melihat dengan jelas jalannya sejarah dan membuat keputusan yang tepat yang akan memberikan manfaat terbaik bagi kepentingan vital dan jangka panjang mereka,” kata Lin Jian.

Mr Lin Jian mengatakan bahwa Presiden Xi Jinping, dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Mr Joe Biden, di Lima, Peru, juga menegaskan bahwa pernyataan Tiongkok satu dan tiga komunikasi antara Tiongkok dan AS adalah landasan politik. hubungan Tiongkok-AS dan harus dihormati. .

“Perdamaian dan stabilitas lintas-Selat dan aktivitas separatis ‘kemerdekaan Taiwan’ tidak sejalan seperti air dan api. Jika AS ingin menjaga perdamaian di Selat Taiwan, penting untuk melihat dengan jelas posisi sebenarnya dari Lai Ching-te dan Taiwan. Otoritas DPP dalam mengupayakan “kemerdekaan Taiwan” yang menangani masalah Taiwan dengan sangat baik, sangat menentang “kemerdekaan Taiwan” dan mendukung reunifikasi Tiongkok,” jelas Lin Jian.

Ia juga menekankan sikap tegas Tiongkok terhadap segala bentuk kerja sama antara AS dan kawasan Taiwan.

“Tiongkok menentang keras kunjungan pejabat Taiwan ke AS dengan nama dan alasan apa pun, serta menentang keras segala bentuk konspirasi Amerika Serikat dan mendukung kemerdekaan Taiwan dan aktivitas separatis separatis mereka,” kata Lin Jian.

Jadwal ketiga destinasi tur Pasifik Lai baru diketahui 1 atau 2 hari setelah tur dimulai.

Kunjungan yang diperkirakan berlangsung selama tujuh hari ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Lai sejak memenangkan pemilu pada Januari 2024 dan resmi menjabat pada Mei 2024.

Juru bicara Taiwan Karen Kuo mengatakan kunjungan tersebut bukan hanya merupakan respons positif terhadap undangan tiga negara Pasifik, namun juga menunjukkan komitmen Taiwan terhadap mitranya di kawasan.

Ia diyakini akan ditempatkan di Hawaii atau Guam, yang merupakan pangkalan militer AS.

Kunjungan Lai terjadi di akhir masa pemerintahan Presiden Joe Biden yang mengatakan militer AS akan membela Taiwan jika terjadi invasi dari Tiongkok.

Saat ini hanya ada 12 negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, yaitu Belize, Guatemala, Paraguay, Haiti, Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Kepulauan Marshall, Palau, Tuvalu, Eswatini, dan Vatikan.

Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik (DPP) dipandang sebagai pemimpin Taiwan yang paling gigih dalam perjuangan kemerdekaan Taiwan. Namun, Beijing menyebutnya “berbahaya” dan merupakan bagian dari “kelompok separatis” yang dapat menimbulkan kekerasan.

Di bawah kepemimpinan mantan presiden Taiwan Tsai Ing-wen dari DPP sejak tahun 2016, Taiwan telah mengambil sikap keras terhadap Beijing dan prinsip “Satu Tiongkok”, yang mengklaim bahwa Taiwan berada di bawah Beijing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *