Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Sekilas soal serangan mobil tabrak pasar Natal di Magdeburg, Jerman

Jakarta (ANTARA) – Masyarakat Jerman yang merayakan libur Natal tahun ini tiba-tiba dikejutkan dengan serangan mengerikan di Magdeburg, Saxony-Anhalt, Jerman bagian timur, pada Sabtu (21/12). .

Serangan itu terjadi setelah sebuah mobil menabrak kerumunan orang di pasar Natal di kota tersebut, menyebabkan banyak kematian dan cedera. Penjahat ditangkap oleh otoritas setempat.

Kota Magdeburg berduka atas serangan mengerikan tersebut. Hari itu, warga kota langsung berkumpul di Gereja Johannist Magdeburg, yang terletak di seberang pasar, untuk berduka atas para korban.

Berikut ringkasan penyerangan pasar Natal di Magdeburg, Jerman.

Jumlah korban

Menurut media lokal dan pejabat keamanan, jumlah korban serangan tersebut kini telah terkonfirmasi sebanyak 5 orang. Lima orang tewas adalah empat wanita berusia 45-75 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun.

Sedangkan korban luka dalam insiden pasar Natal Magdeburg dipastikan berjumlah 235 orang. Menurut Bild Daily, sedikitnya 41 orang luka berat, 78 orang luka ringan, dan 86 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Penampilan penjahat

Orang yang mengorganisir serangan di Magdeburg dikatakan adalah seorang dokter berusia 50 tahun dari Arab Saudi bernama Taleb Al-Abdulmohsen. Dia telah tinggal di Jerman sejak tahun 2006 dan bekerja sebagai psikiater di Bernburg, selatan Magdeburg.

Belakangan, berdasarkan konten postingannya di jejaring sosial, diketahui bahwa pelaku memiliki pandangan anti-Islam, mendukung politik dan Zionisme yang benar dan benar.

Pelaku dikatakan telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas kebangkitan Islam di Jerman melalui jejaring sosialnya. Dia telah berulang kali membagikan postingan yang menyatakan dukungannya terhadap partai politik sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) dan kelompok anti-Islam lainnya di Eropa.

Abdulmohsen kini telah ditangkap oleh pasukan keamanan setempat dan rumahnya telah digeledah. Namun polisi Jerman belum mengetahui alasan serangan tersebut.

Petunjuk tentang penjahat

Abdulmohsen rupanya diawasi oleh agen keamanan Jerman sebelum melakukan serangan pada 21 Desember. Menurut laporan media, penjahat tersebut telah terdaftar sebagai ancaman publik di negara bagian Mecklenburg-Western Pomerania sejak awal tahun 2015 dan dituduh merencanakan serangan kekerasan.

Di sisi lain, menurut Spiegel, Arab Saudi sudah tiga kali memperingatkan Jerman tentang kemungkinan ancaman Abdulmohsen. Pada tahun 2023, pemerintah Saudi meminta Interpol Jerman untuk menangkapnya karena dicurigai terlibat dalam kegiatan teroris.

Namun pihak berwenang Jerman menolak permintaan tersebut karena mencurigai adanya motif politik. Akibatnya, seorang pria yang dicari di Arab Saudi mendapat suaka di Jerman.

Para pemimpin dunia meresponsnya

Serangan ini pun langsung menjadi tawaran besar dari para pemimpin dunia, khususnya dari negara-negara Barat. Presiden AS Joe Biden, selain menyampaikan belasungkawa, berjanji akan membantu salah satu sekutunya jika diperlukan.

“Tidak ada komunitas dan keluarga yang harus menghadapi konsekuensi dari peristiwa mengerikan dan kelam ini, terutama yang terjadi hanya beberapa hari sebelum hari raya yang membawa kegembiraan dan kedamaian,” kata Biden.

Di sisi lain, pemerintah negara asal pelaku, Arab Saudi, mengutuk penyerangan pasar Natal tersebut dan menyatakan kesetiaannya kepada masyarakat Jerman, khususnya keluarga korban, serta berdoa kepada Tuhan. serangan itu untuk memberinya kesehatan instan.

Di sisi lain, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán menggunakan percepatan serangan tersebut untuk mengulangi retorika anti-imigrannya, dengan mengklaim adanya hubungan antara imigrasi dan serangan Magdeburg.

“Peristiwa ini hanya memulai gelombang migrasi. Hongaria tidak akan membiarkan serangan seperti itu menjadi hal biasa,” tambahnya.

Peristiwa serupa

Sayangnya, ini bukan kali pertama ada mobil yang menabrak kerumunan di ruang publik, seperti yang terjadi di Jerman. Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di wilayah lain di dunia, seperti Tiongkok dan Perancis.

Misalnya, pada awal November, seorang pria berusia 62 tahun menabrakkan mobilnya ke arah orang-orang di depan bandara di Zhuhai, Tiongkok, menewaskan 35 orang dan melukai 43 lainnya. Polisi setempat menemukan bahwa motif pelaku adalah “ketidakpuasan terhadap pembagian harta bersama yang dibukanya”.

Sementara itu, dalam serangan teroris pada bulan Juli 2016 di Perancis, seorang warga negara Tunisia menabrakkan truknya ke arah kerumunan di sebuah pantai di Nice, menewaskan lebih dari 86 orang.

Taktik serupa juga digunakan untuk menyerang kepala negara. Pada bulan April 2009, Ratu Beatrix dari Belanda selamat dari serangan mobil yang mencoba menabrak iring-iringan mobil keluarga kerajaan di Apeldoorn, Belanda tengah. Delapan orang, termasuk pelaku, tewas dalam kecelakaan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *