Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Pep Guardiola di ujung tanduk?

Jakarta (ANTARA) – Sulit memecat pelatih yang berhasil membawa tim meraih kejayaan dengan kemenangan beruntun di setiap musimnya.

Hal itulah yang terjadi dalam drama Joseph “Pep” Guardiola di pentas Manchester City.

Namun Guardiola sebenarnya adalah dalang di balik rentetan penampilan buruk The Citizens, selama klub tersebut dimiliki oleh City Holding Group yang dipimpin oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

City hanya bisa menang sekali dalam 13 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi. Mereka kalah sembilan kali dan sisanya berakhir imbang.

Rekor buruk tersebut belum pernah terjadi sejak The Sky Blues berada di tangan Sheikh Mansour yang mengakuisisi klub tersebut pada September 2008.

Rentetan kekalahan membuat Manchester Biru tersingkir dari perburuan gelar Liga Inggris.

City kini mendekam di peringkat ketujuh dengan 28 poin, atau tertinggal 14 poin dari pemuncak klasemen Liverpool.

Kondisinya tak jauh berbeda di Liga Champions. City pun tak konsisten dengan menempati peringkat ke-22 dengan delapan poin.

Dengan dua pertandingan liga tersisa, peluang City untuk mengamankan tempat otomatis ke babak 16 besar secara matematis sangat tipis. Hanya tim yang masuk delapan besar fase liga yang bisa mendapatkan tiket tersebut.

Bahkan di Piala Carabao. Rubén Días dan kawan-kawan tersingkir di babak 16 besar setelah takluk dari Tottenham Hotspur.

Padahal, di bawah asuhan pelatih asal Catalan itu, City mendominasi dalam beberapa musim terakhir.

Membuat sejarah

Selain menorehkan sejarah dengan menjuarai Liga Inggris selama empat musim berturut-turut, Guardiola juga mengantarkan Manchester City meraih enam atau enam gelar juara dalam satu tahun kalender pada 2022.

Sejak mengambil tampuk klub pada musim 2016/2017, Guardiola sudah mempersembahkan 18 trofi untuk klub Etihad tersebut.

Rentetan trofi tersebut membuat Guardiola menyandang gelar manajer Manchester City tersukses sepanjang masa.

Namun, ada harga mahal yang harus dibayar untuk meraih kesuksesan seperti yang diraih Guardiola di Manchester City.

Guardiola telah mengeluarkan dana transfer senilai 1,51 miliar euro (25,5 triliun rupiah) untuk menggaet pemain berbakat guna membangun tim kompetitif sejak musim 2016/2017.

Dana transfernya sendiri masih di bawah Chelsea yang sudah menanamkan dana sebesar 2,11 miliar euro (35,7 triliun rupiah) sejak 2016.

Dari segi belanja bersih, City yang meraup €724,07 juta dari penjualan pemain menempati peringkat keempat Liga Inggris setelah mengeluarkan total €784,99 juta (Rp 13,2 triliun).

Di atas Manchester City ada Manchester United dengan belanja bersih 1,031 juta euro (Rp 17,4 miliar), Arsenal 982,4 juta euro (Rp 16,6 miliar), dan Chelsea 802,49 juta euro (Rp 13,5 triliun).

Dengan besarnya investasi yang dilakukan pemilik klub, Guardiola memahami posisinya tidak akan selalu aman jika hasil kecil terus berlanjut setiap pekannya dan City kehilangan peluang bersaing memperebutkan gelar juara liga musim ini.

“Terkadang kami berharap kondisi tim ini bisa membaik dengan mudah, namun terkadang butuh waktu lebih lama. Saya tidak akan menyerah. Saya ingin bertahan di sini dan terus bekerja,” kata Guardiola.

Rodri menjadi kendala utama

Guardiola selalu menekankan bermain untuk mengontrol permainan dengan menekankan penguasaan bola.

Kontrol permainan ala Pep, membuat pemain maju ke lini tengah lawan di posisi ketiga dan membongkar lini pertahanan dengan umpan-umpan pendek.

Gaya permainan yang membutuhkan lini pertahanan tinggi kini terlihat oleh lawan karena tim asuhan Guardiola selalu rentan terhadap lawan yang mampu melakukan transisi cepat.

Dalam 13 laga terakhir, City sudah kebobolan 28 kali. Terkadang mereka tidak setuju.

Rodri, yang akan absen karena cedera ACL hingga akhir musim, memberikan pengaruh besar pada penampilan Manchester City belakangan ini.

Peraih Ballon d’Or 2024 itu menjadi pemain kunci yang bertugas menjadi stopper pertama dalam menutup ruang serangan dalam transisi serangan balik lawan.

Masalah lainnya terletak pada lambatnya umpan-umpan ke depan dari tengah lapangan, akibat absennya Rodri.

Guardiola sangat menyadari hal tersebut dan mengatakan timnya bermain kurang dinamis setelah bermain imbang 1-1 melawan Everton pekan lalu.

“Kami ingin mengubah dinamika dan sayangnya kami tidak bisa melakukannya karena beberapa alasan… Saya tidak punya cara untuk menjelaskannya. Itu terjadi, inilah hidup, inilah sepak bola,” kata mantan pelatih Bayern Munich itu.

Kesempatan untuk mengubah keadaan

Namun Manchester City sedang mengalami badai cedera. Selain Rodri, penyerang Oscar Bobb juga dipastikan absen hingga akhir musim karena masih dalam masa pemulihan cedera.

Setelah itu, enam pemain lainnya juga menderita. Mereka adalah Ederson Moraes, Kyle Walker, John Stones, Ruben Dias, Matheus Nunes dan Jack Grealish.

Salah satu opsi untuk membalikkan situasi kisruh tersebut adalah manajemen Manchester City aktif bergerak berburu pemain pada bursa transfer Januari mendatang.

Masuknya nama-nama pemain baru tentunya akan memberikan lebih banyak opsi bagi Guardiola untuk menerapkan strategi berbeda di setiap pertandingan.

Jika pihak manajemen tidak mengambil tindakan untuk menggaet pemain di bursa transfer, Guardiola terpaksa harus fokus memberikan perhatian khusus kepada para pemain akademi muda klub. Dia harus memberi kesempatan dan waktu terbang kepada pemain muda.

Masalahnya, di tengah krisis cedera ini, mantan pelatih Barcelona itu pelit memberikan waktu bermain kepada para pemain muda Manchester City.

Jika hal ini terus berlanjut, hal terburuk bisa menimpa Guardiola. Bukan tidak mungkin manajemen City terpaksa memecatnya dari posisi manajer jika hasil buruk terus berlanjut hingga sisa musim ini.

Padahal sang profesor baru saja menandatangani perpanjangan kontrak hingga 30 Juni 2027.

Kini langkah pertama yang akan ia ambil jelang tahun baru adalah memutus rentetan hasil negatif timnya dengan memenangi laga tandang melawan Leicester City di King Power Stadium, Minggu pukul 21.30 WIB.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *