JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri (KEMLU) dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta menandatangani proyek pinjaman untuk sektor pengurangan bencana gunung berapi di Indonesia.
Uda Hazim, Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, dalam jumpa pers Selasa mengatakan proyek pinjaman tersebut bernilai 23,148 miliar yen (Rp 2,38 triliun) untuk mengurangi risiko bencana vulkanik.
Proyek pinjaman tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Abdul Kader Jailani, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi.
Uda mengatakan Proyek Utang Sektor Pengurangan Bencana Vulkanik bertujuan untuk berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan di wilayah vulkanik Indonesia.
Memperbaiki dan memelihara fasilitas pengendalian erosi, serta mengurangi risiko bencana dan memperbaiki kerusakan akibat letusan gunung berapi, kata Uda.
Ia mengatakan, ada tiga gunung berapi yang saat ini menjadi sasaran, yaitu Gunung Kelud di Jawa Timur, Gunung Agung di Bali, dan terakhir Gunung Semeru di Jawa Timur.
Uda juga menyebutkan, proyek Gunung Agung di Bali merupakan proyek yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Uda mengatakan rekonstruksi fasilitas struktural untuk mengendalikan letusan dan aktivitas gunung berapi di Gunung Agung Bali merupakan hal yang sangat baru bagi Jepang.
Pinjaman proyek senilai 23,148 miliar dilaksanakan dengan tingkat bunga tetap sebesar 1,6 persen (0,2 persen per tahun untuk porsi layanan konsultasi) dan jangka waktu pembayaran 30 tahun dengan masa tenggang 10 tahun.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) Sachiko Takeda mengatakan pelaksanaan proyek pengurangan bencana gunung berapi akan berlangsung antara Desember 2024 hingga Juli 2031.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kedutaan Besar Jepang menandatangani nota pertukaran dua proyek pinjaman senilai 38,693 miliar yen (Rp 3,9 triliun) pada Selasa.
Kedua proyek pinjaman tersebut adalah pinjaman sebesar 23,148 miliar yen (Rp 2,38 triliun) untuk kawasan pengurangan risiko bencana vulkanik dan pinjaman sebesar 15,545 miliar yen untuk kawasan pengembangan terpadu pelabuhan perikanan dan pasar ikan internasional. Rp. 1,6 triliun)
Perusahaan Jepang JICA meminta dukungan Prabo untuk proyeknya di Indonesia
Leave a Reply