Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengatakan Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mendapat dukungan kuat dari Amerika Serikat dan Inggris.
Hal itu disampaikan Sekjen Cormann usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta yang didampingi Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Faktanya, pada minggu lalu Presiden Biden dan Perdana Menteri Inggris, Perdana Menteri Starmer, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap pertemuan bilateral yang mereka adakan dengan Presiden Prabowo, kata Cormann saat memberikan pengumuman di Istana Kepresidenan Jakarta. Kamis.
Cormann menjelaskan, keikutsertaan Indonesia dalam proses menjadi anggota OECD saat ini mendapat dukungan kuat dari 38 negara anggota organisasi tersebut.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga menyatakan dukungan kuat terhadap masuknya Indonesia ke dalam OECD, melalui pertemuan bilateral saat kunjungan Presiden Prabowo pekan lalu.
Cormann menambahkan, dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo di Istana malam tadi, Presiden menegaskan niat kuat Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
Ia menambahkan, tidak ada batasan waktu atau tenggat waktu bagi Indonesia untuk melaksanakan reformasi yang sesuai dengan standar OECD.
Menurut Cormann, reformasi yang dilakukan Indonesia harus membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia melalui peningkatan pendapatan dan taraf hidup.
“Proses ini akan dilakukan secepatnya. Yang terpenting reformasi yang diupayakan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia yang ingin kita capai bersama dalam hal pertumbuhan pendapatan dan taraf hidup.” katanya.
Indonesia merupakan negara anggota OECD bersama Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Peru, Rumania, dan Thailand.
Indonesia sedang melakukan self-assessment terhadap kebijakan, peraturan, dan standar pemerintah terhadap instrumen OECD, yang akan disampaikan kembali pada memorandum pertama.
Indonesia terus menerapkan reformasi di berbagai sektor yang dilakukan oleh beberapa perusahaan terkait untuk dibandingkan dengan standar OECD.
Leave a Reply