JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan banjir rob setinggi 100 sentimeter (cm) di sepanjang pesisir pantai Jakarta dalam beberapa hari terakhir bukan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Namun bertepatan dengan bulan purnama sehingga menyebabkan pasang surut air laut meningkat secara maksimal.
Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan air laut meluap ke daratan saat air pasang sehingga menyebabkan banjir rob.
Ia menjelaskan, pasang surut air laut dipengaruhi oleh tarikan gravitasi bulan dan matahari. Saat bulan purnama, posisi bulan tampak bulat dan seluruh permukaannya tampak terang.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya banjir rob di wilayah pesisir pantai. “Itu fenomena alam yang berhubungan dengan pasang surut air laut,” ujarnya.
Saat air pasang, terutama saat bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan mungkin mencapai dataran rendah di dekat pantai.
Ika menambahkan, durasi terjadinya banjir rob dapat berbeda-beda tergantung berbagai faktor antara lain siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca.
Namun, menurut dia, banjir saat air pasang biasanya berlangsung sekitar dua hingga enam jam.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas SDA DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut meski tidak bisa mengalir secara gravitasi.
Kondisi pasang surut juga dipengaruhi oleh faktor topografi wilayah, kata Ika. Di wilayah pesisir yang permukaan tanahnya rendah atau di bawah permukaan laut, air pasang surut mungkin bertahan di sana untuk jangka waktu yang lebih lama.
Untuk mencapai hal ini, Biro Shanshui telah mengoptimalkan pengoperasian pompa drainase permanen (tetap) dan bergerak serta mengoptimalkan saluran drainase sehingga air dapat mengalir tanpa hambatan.
Sementara itu, upaya jangka panjang dilakukan untuk mencegah banjir rob dengan terus mendorong pembangunan tanggul pengaman pantai melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 km.
Ini merupakan program kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) untuk mencegah masuknya air laut ke daratan saat air pasang.
Selain itu, dibangun pula sistem polder pasang surut, lengkap dengan rubber dam untuk mencegah air laut mengalir kembali ke daratan.
Upaya untuk mengendalikan penurunan permukaan tanah juga terus dilakukan. Salah satunya, kata dia, dengan membatasi pemanfaatan air tanah melalui zona bebas air tanah yang akan diperluas luasnya.
Leave a Reply