Lebak (ANTARA) – Wisatawan dari berbagai daerah berkumpul di kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, untuk berburu buah durian.
“Saat Natal dan Tahun Baru 2024/2025 kami perkirakan wisatawan mencapai 3.600 orang, dan akan terjadi antrian panjang kendaraan hingga 3 kilometer. Ini baru pertama kali terjadi di sabana budaya Badui,” ujarnya. dikatakan sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, di Medi Rangkasbitung, Lebak pada Selasa.
Wisatawan budaya Badui tentunya memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat, karena hingga saat ini kawasan pemukiman Badui ramai dikunjungi pengunjung sejak Natal hingga Tahun Baru.
Mereka yang ke kawasan pemukiman Badui, selain wisata alam, juga berburu buah durian.
Buah durian lokal hasil petani Badui mempunyai keunggulan yaitu manis dan harum, buahnya juga besar, serta harganya murah dan terjangkau bagi wisatawan.
Harga buah durian Badui dijual mulai Rp30 ribu hingga Rp150 ribu per buah.
“Sekarang memasuki musim panen durian dalam dua minggu terakhir, per hari terjual sekitar 10 ribu buah. Dari 10 ribu tersebut, jika rata-rata harga Rp 50 ribu per buah, omzetnya mencapai Rp 500 juta per hari, jelasnya.
Menurutnya, hingga saat ini buah durian lokal menjadi andalan pendapatan perekonomian masyarakat Badui.
Hampir seluruh warga Badui memiliki buah durian yang banyak tumbuh di kawasan hutan adat masyarakat maupun di luar kawasan Badui.
Panen buah durian selama ini membawa berkah bagi masyarakat Badui karena mampu meningkatkan jumlah pengunjung wisata Badui Saba.
“Kami yakin tingkat pendapatan ekonomi masyarakat Badui cukup sejahtera saat panen durian,” kata Medi.
Pemkab berharap bisa menentukan jalan yang menuju kawasan wisata Badui karena banyak pengunjung yang mengeluh.
Mereka menemukan banyak jalan berlubang di jalan menuju pemukiman Badui.
Selain itu, situasi parkir saat ini hanya ada di dua lokasi, sehingga pemerintah daerah perlu membangun kembali lahan parkir yang mampu menampung ribuan kendaraan.
“Kami berharap segera dibangun jalan dan tempat parkir, sehingga kunjungan wisatawan terasa nyaman,” jelasnya.
Selli (25), wisatawan asal Jakarta, mengaku bersama keluarga mengunjungi kawasan pemukiman suku Badui untuk berburu durian dan wisata alam.
“Kami menikmati buah durian Badui setelah berjalan-jalan di alam yang penuh tantangan, lalu kami makan durian. Luar biasa enaknya. Kami kembali ke Jakarta untuk membeli durian seharga Rp 2 juta,” ujarnya pula.
Leave a Reply