Malang Raya (ANTARA) – Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hassan optimis rencana penghentian impor gula dan sejumlah produk lainnya pada tahun 2025 akan terlaksana seiring peningkatan produksi dalam negeri.
“Saya optimis tahun depan kita tidak impor gula, tidak impor garam konsumsi, tidak impor beras, tidak impor jagung,” kata Zulhas, sapaan akrabnya, usai meninjau salah satu gula tersebut. Perkebunan tebu di Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Kamis.
Dia menjelaskan, total produksi dalam negeri yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan pengendalian impor gula harus mencapai 3,1 juta ton per tahun.
Sementara itu, kondisi produksi gula dalam negeri pada tahun 2024 saat ini sebesar 2,4 juta ton yang berarti meningkat sebesar 200.000 ton. ton dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 2,2 juta ton.
Ia menyatakan, pada tahun 2025, volume produksi gula diperkirakan kembali meningkat yakni sebesar 2,6-2,7 juta ton.
“Tahun depan diperkirakan 2,6 juta ton, tapi menurut saya jumlahnya bisa mencapai 2,7 juta ton.” Kebutuhan dalam negeri 3,1 juta ton, tapi pasokan kita masih ada, insya Allah cukup. katanya.
Ia mengatakan, pemerintah akan terus mendorong penerapan langkah-langkah strategis bersama pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi untuk memaksimalkan produksi gula yang ada, termasuk komoditas lainnya.
“Tentu saja tidak menutup kemungkinan untuk membuka lahan (perkebunan) baru, akan kita diskusikan dengan pemerintah provinsi,” ujarnya.
Zulhas berharap kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan para petani tebu, termasuk yang berada di wilayah Kabupaten Malang.
“Masyarakat sudah bekerja keras, jadi jangan biarkan mereka menanam karena akan rugi.” Kalau sudah tanam tebu, beli, harganya bagus, harus dapat uang,” ujarnya.
Sementara itu, Pejabat Divisi Pabrik Crebet Baru Akbar Broto Kusumo menegaskan pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah menerapkan kebijakan pengendalian impor gula dengan memperkuat kemitraan dengan petani di Kabupaten Malang.
“Dukungan kami adalah memperkuat kemitraan dengan petani tebu, karena bahan baku di PG Krebet Baru 100% berasal dari petani lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan, total jumlah tebu di wilayah Kabupaten Malang mencapai 3 juta ton.
“Dari total tersebut, 1,8 juta ton diolah oleh PG Krebet Baru, dan sisanya disalurkan ke pabrik gula lainnya,” kata Akbar.
Leave a Reply