Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Ekonom: Fokus pada tiga “mesin” untuk capai target pertumbuhan ekonomi

Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan M. Rizal Taufikurahman menilai pemerintah harus fokus pada tiga “mesin” utama yakni investasi, ekspor, dan digitalisasi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan investasi, khususnya pada sektor manufaktur yang bernilai tambah tinggi, harus diprioritaskan melalui insentif yang jelas dan stabilitas regulasi, kata Rizal kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Selain itu, dari sisi ekspor, Rizal mengatakan ekspor harus diarahkan pada diversifikasi produk dan pasar, mengurangi ketergantungan pada bahan baku.

Digitalisasi perekonomian kemudian harus didukung melalui UKM berbasis teknologi dan infrastruktur digital, untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan efisiensi sektor tradisional.

“Selanjutnya, percepatan transisi menuju energi hijau dapat menjadi peluang strategis untuk menarik investasi global,” kata Rizal.

Dia memperkirakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen. pada tahun 2025 – sebuah ambisi yang realistis, meskipun sangat sulit.

Dengan pertumbuhan global yang diperkirakan masih melambat akibat ketidakpastian geopolitik dan dampak perlambatan ekonomi negara maju, Rizal mengingatkan Indonesia untuk memperkuat daya saing dalam negeri.

Meskipun konsumsi rumah tangga dan investasi merupakan pendorong utama, ia mengatakan terdapat risiko hilangnya target pemerintah jika reformasi struktural seperti efisiensi birokrasi, perbaikan infrastruktur dan kapasitas manufaktur tidak dipercepat.

“Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan fiskal tidak hanya bersifat populis, tetapi juga mendorong kinerja ekonomi jangka panjang dan daya saing,” ujarnya.

Rizal memperkirakan perekonomian Indonesia akan mencapai target 5,0-5,1 persen pada tahun 2025, dan 5,2 persen pada tahun 2025 jika situasi global tidak memburuk secara signifikan.

Meskipun konsumsi dan investasi dalam negeri tetap solid, ia juga memperingatkan bahwa risiko melemahnya ekspor akibat perlambatan ekonomi Tiongkok dan penurunan harga komoditas dapat menjadi hambatan.

Menurut Rizal, stabilitas inflasi dan kebijakan moneter yang sehat akan menjadi faktor utama menjaga laju pertumbuhan.

Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus lebih agresif dalam menerapkan kebijakan yang pro pertumbuhan agar targetnya tetap realistis dan dapat dicapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *