Jakarta (Antara) – Pemerintah Rusia memutuskan memberikan suaka kepada duta besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, dan mantan Presiden Bashar. Suriah Al-Assad adalah keputusan yang baik.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat. Tolchenov mengatakan menyembunyikan Bashar al-Assad adalah keputusan yang baik dan benar secara politik dan kemanusiaan.
“Dia adalah mitra kami. Dia adalah teman di negara saya. Dan saya sangat percaya itu. Apa pun yang terjadi pada teman-teman kita, kita tidak boleh meninggalkan mereka,” kata Tolchenov. Ia mengatakan Assad adalah mitra Rusia dan berada di pihak Rusia.
Duta Besar Tolchenov mengatakan: Biarkan sejarah dan rakyat Suriah menilai hal baik dan buruk yang terjadi di bawah rezim Assad.
Pada November 2024, pemberontak Suriah melancarkan serangan yang bertujuan untuk menggulingkan Assad. Dan pada bulan Desember 2024, pemberontak memasuki Damaskus. Assad melarikan diri ke Moskow, ibu kota Suriah, dan diberikan suaka oleh pemerintah Rusia.
Mengenai Ukraina, Tolchenov mengatakan akar penyebab konflik antara Rusia dan Ukraina harus diatasi. Untuk menghindari terulangnya konflik serupa di kemudian hari.
“Ukraina tidak bergabung dengan NATO, tidak adanya pangkalan militer NATO di wilayah Ukraina, landasan demiliterisasi dan desentralisasi Ukraina. Dan menghormati hak-hak penduduk berbahasa Rusia, melindungi hak-hak penduduk berbahasa Rusia. Ukraina,” jelas Tolchenov.
Tolchenov mengklaim bahwa Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya tidak pernah membicarakan hak asasi manusia di Ukraina. Terutama hak-hak penduduk berbahasa Rusia. Meskipun mereka memahami bahwa ini adalah bagian penting dari konflik.
“Ketika Zelensky menyebut semua orang yang berbicara bahasa Rusia sebagai bukan warga negara, bukan manusia, bukan binatang, ini bukan cerita yang bagus,” Tolchenov sekali lagi menekankan, seraya menekankan bahwa akar penyebab konflik tidak perlu diatasi. Akan terjadi lagi di masa depan
Leave a Reply