Manado (ANTARA) – Suasana menjelang Natal mulai terasa di kota kecil di tepi Danau Tondano, Sulawesi Utara.
Lilin warna-warni bergelantungan di sepanjang jalan, dan aroma unik kue tradisional Minahasa mulai memenuhi udara.
Menjelang Natal, banyak keluarga mulai merencanakan belanja besar-besaran untuk membeli hadiah, pesta, dan suguhan istimewa. Setiap keluarga ingin perayaan Natalnya menjadi momen yang spesial.
Namun di tengah euforia tersebut, banyak warga yang merasa was-was dalam mengelola keuangannya. Natal adalah saat untuk berbagi, namun sering kali hal tersebut memerlukan biaya besar yang sulit dikendalikan.
Kurangnya pemahaman tentang pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan yang tidak tepat dapat menimbulkan pemborosan atau masalah keuangan.
Melihat kebutuhan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara (Sulutgomalut) menggelar program literasi keuangan khusus Natal.
Program edukasi keuangan yang diselenggarakan di pusat desa ini menarik perhatian dan perhatian masyarakat dari berbagai kalangan, antara lain ibu rumah tangga, petani, dan pemilik toko skala kecil.
Dirancang untuk membantu masyarakat mempersiapkan finansial menjelang Natal, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan cerdas dan tertib.
Simulasi Keuangan OJK
OJK mengawali pembelajaran literasi dengan menggambarkan sebuah keluarga sederhana yang harus mengatur anggaran untuk kebutuhan Natal, termasuk belanja sembako, oleh-oleh, dan sumbangan untuk acara gereja.
Seluruh peserta kegiatan literasi diundang dan diminta untuk mengikuti simulasi dan membantu menghitung anggaran, memprioritaskan pengeluaran, dan membangun dana tabungan.
OJK memberikan rumus dan cara menghitung persentase uang yang dihemat peserta ditinjau dari kesiapan finansial untuk berbagai kebutuhan, pengeluaran sehari-hari, pengeluaran tambahan, dan kemampuan memanfaatkan uang.
Begitu pula bagi peserta usaha mikro, kecil, dan menengah, OJK memberikan pengelolaan keuangan yang baik untuk menjamin keamanan dan kelancaran usahanya.
Selain itu, peserta acara juga diajak untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk perbankan yang dapat membantu mereka mengelola keuangan dengan lebih baik, termasuk pilihan pinjaman dan penggunaan kartu kredit untuk masyarakat umum.
Banyak orang yang baru mengenal tabungan waktu, rekening gaji khusus, dan pinjaman kredit tanpa jaminan untuk kebutuhan mendesak.
Menurut Robert Sianipar, Direktur OJK SulutGoMalut, literasi keuangan menjadi kunci penting yang memungkinkan masyarakat merencanakan pengeluarannya dengan bijak, menghindari utang yang tidak terkendali, dan menjaga stabilitas keuangan pribadi.
Menjelang akhir tahun, literasi keuangan menjadi penting karena pengeluaran sering kali meningkat untuk segala hal mulai dari belanja hingga hiburan.
Literasi keuangan membantu masyarakat mempersiapkan prioritas anggaran agar tidak mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Diskon, rabat, dan promosi belanja yang ditawarkan saat musim libur panjang kerap memicu aksi konsumen.
Memahami risiko pinjaman online ilegal dan penggunaan kartu kredit yang tidak bijaksana dapat membantu melindungi masyarakat dari jebakan utang.
Robert mengatakan akhir tahun juga merupakan saat yang tepat untuk menilai keuangan dan merencanakan tujuan keuangan di tahun mendatang.
Literasi keuangan membantu masyarakat mempersiapkan dana darurat, investasi, dan perlindungan asuransi dengan baik.
OJK Sulutgomalut senantiasa memberikan edukasi dan literasi kepada berbagai lapisan masyarakat mulai dari pelajar dan mahasiswa, pelaku usaha kecil dan menengah, petani dan nelayan dalam hal pengelolaan keuangan, kata Robert.
Alokasikan uang Anda dengan hati-hati
Pada kesempatan lain, OJK SulutGoMalut menekankan pentingnya penyaluran dana kepada masyarakat secara hati-hati.
Selama bulan November dan Desember, OJK SulutGoMalut menyelenggarakan kampanye Masyarakat Mampu Finansial untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang produk dan/atau layanan keuangan serta menyadarkan mereka akan pembiayaan dan informasi keuangan ilegal.
OJK mencontohkan dengan menetapkan formula 10% untuk kegiatan keagamaan dan sosial, 20% untuk tabungan, investasi dan proteksi, 30% untuk maksimal pelunasan utang, dan 40% untuk biaya hidup.
Selain itu, OJK SulutGoMalut mengajarkan masyarakat untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan sehingga masyarakat dapat berhati-hati dalam mengeluarkan uang.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, OJK mengimbau masyarakat untuk lebih bijak mengelola keuangan dengan membuat anggaran khusus untuk hari raya, memastikan pengeluaran tidak melebihi kemampuan keuangan, dan menghindari peminjaman dari sumber informal atau ilegal.
Memiliki pengetahuan keuangan yang baik tidak hanya membuat masyarakat bisa menikmati liburan dengan lebih tenang, namun juga membantu mereka menjaga stabilitas keuangan demi masa depan yang lebih baik.
Dengan memahami konsep literasi keuangan, masyarakat dapat membagi anggarannya sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Pos pengeluaran utama seperti makanan, tagihan listrik, dan pendidikan anak harus diprioritaskan. Sisanya disisihkan untuk hiburan atau perjalanan.
Masyarakat juga diimbau untuk menyiapkan dana darurat, terutama dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian. Ini akan membantu menjaga keuangan Anda tetap stabil dan memungkinkan Anda menikmati akhir tahun tanpa mengkhawatirkan utang di masa depan.
“Ingat, pengelolaan keuangan yang baik tidak hanya akan menjaga dompet Anda tetap sehat, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran menyambut tahun baru,” kata Robert.
Pendidikan keuangan sepanjang tahun
Hingga Oktober 2024, OJK SulutGoMalut telah melaksanakan 56 kegiatan edukasi keuangan di 15 kabupaten/kota Sulut.
Sebanyak 15.908 orang mengikuti seluruh kegiatan tersebut, terdiri dari masyarakat umum, pelajar, guru, dosen, petani, nelayan, usaha kecil menengah, profesional, dan penyandang disabilitas.
Bersama Satuan Tugas Daerah Pemberantasan Kegiatan Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), OJK aktif melakukan edukasi kepada masyarakat melalui media sosial, webinar, dan pertemuan tatap muka untuk memerangi semakin besarnya risiko kegiatan keuangan gelap. Ini populer menjelang liburan panjang.
Sebagai bagian dari kampanye peningkatan literasi keuangan, OJK Sulut juga mengadakan kegiatan Hari Menabung Indonesia bersama Tim Daerah Percepatan Akses Keuangan (TPAKD).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pelajar tentang pentingnya menabung sejak dini untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan.
Menteri Sulut Steve Kepel mengatakan literasi keuangan merupakan langkah penting dan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perencanaan dan pengelolaan keuangan yang bijaksana.
Di masa yang serba cepat dan kompleks seperti sekarang ini, literasi keuangan bukanlah suatu hal yang sepele untuk dianggap remeh.
Ia menambahkan bahwa literasi keuangan adalah keterampilan mendasar yang sangat penting untuk mencapai kesejahteraan finansial bagi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Steve Kepel berharap dengan penguatan literasi keuangan, masyarakat di Sulut menjadi lebih bijak dalam mengambil keputusan keuangan untuk menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.
Literasi keuangan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk merayakan Natal dengan lebih tenang dan penuh syukur.
Bagi OJK SulutGoMalut, momen ini merupakan langkah kecil menuju terciptanya masyarakat yang lebih cerdas finansial, bahkan dalam semangat Natal.
Leave a Reply